REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sudah empat tahun Aisyah Maharani (8 tahun) menjalani pengobatan di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo, Jawa Tengah. Putri dari Yeni (30) tersebut mengalami keterlambatan perkembangan yang disebabkan kelainan saat masih berada di kandungan ibunya.
Bocah asal Wonogiri ini harus memakai alat bantu dengar lantaran menyandang disabilitas rungu. Selain itu, mata, otak, dan tumbuh kembangnya juga terdampak. Aisyah menjalani terapi MRI setahun sekali di RS PKU Solo.
Selain itu, dia menjalani rawat jalan sepekan sekali. "Dulu anak saya tidak bisa berjalan, tetapi sekarang sudah bisa lari-lari," kata Yeni kepada wartawan di sela kegiatan pembagian suvenir kepada pasien rawat inap dan rawat jalan di RS PKU Solo, Kamis (18/11).
Yeni menyatakan, pelayanan di RS PKU Solo sudah bagus karena dapat mendukung pengobatan anaknya. Saat awal didiagnosis, Yeni mencari rumah sakit yang mau dan mendukung pengobatan anaknya tetapi tidak ada.
"Harapannya pelayanan di sini lebih bagus lagi, sekarang sudah bagus. Walaupun pakai umum tapi penanganannya lebih cepat. Semoga lebih sukses dan dapat mendukung anak-anak disabilitas," imbuhnya.
Di ruang yang berbeda, sejumlah pasien di bangsal Hemodialisa didoakan oleh ustaz dari RS PKU Solo agar segera diberikan kesembuhan. Kemudian, salah satu direksi rumah sakit memberikan suvenir kepada pasien satu per satu.
Kegiatan pembagian suvenir tersebut merupakan rangkaian acara Milad ke-94 RS PKU Muhammadiyah Solo yang berbarengan dengan Milad ke-109 Muhammadiyah. Ada 500 suvenir yang dibagikan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.
"Harapannya dengan usia yang sudah menginjak 94 tahun RS PKU Muhammadiyah Solo menjadi rumah sakit yang mempunyai pelayanan prima, paripurna, ramah untuk pelanggan, dan tetap menjadi yang terbaik dan tetap menjadi pilihan untuk masyarakat Kota Solo," terang Wakil Ketua Panitia Milad ke-94 RS PKU Muhammadiyah Solo, Pratama Rachmat Wijaya, kepada wartawan.
Health talk
Pratama mengatakan, rangkaian acara milad pada hari tersebut terbagi menjadi beberapa kegiatan. Di antaranya, senam bersama untuk menyadarkan kembali pentingnya aktivitas fisik di era pandemi Covid-19 untuk menjaga daya tahan tubuh.
Kemudian disusul peresmian PKU de Cafe yang mengusung konsep Hospital Online Cafe pertama di Solo. Para pengunjung bisa memesan menu melalui scan barcode di sudut-sudut rumah sakit, kemudian petugas akan mengantarkan pesanan. Selanjutnya, pembagian 500 suvenir kepada pasien rawat jalan dan rawat inap.
Acara lainnya, RS PKU Solo menggelar kegiatan Health Talk yang membahas tentang diabetes bersama dokter spesialis gizi klinik. Health talk tersebut bertepatan dengan Hari Diabetes Internasional. Tujuannya untuk menyadarkan generasi sekarang kepedulian terhadap kesehatan, di mana diabetes sudah mulai merambah ke usia di bawah 40 tahun.
Hal itu disebabkan pola makan generasi sekarang yang cenderung sering makan di luar rumah. "Health talk juga membahas mengenai menu diet yang sehat untuk penderita diabetes. Jangan khawatir untuk menu diet kami sudah di-maintenance oleh dokter spesialis gizi. Termasuk PKU de Cade sudah melalui screening dokter spesialis gizi. Masyarakat Kota Solo yang mau mendukung proporsional diet kami sudah siap," ujarnya.
Selanjutnya, acara puncak pada Desember akan ada pengajian yang melibatkan seluruh civitas hospitalia RS PKU Muhammadiyah Solo sekaligus menutup rangkaian acara milad. Selain itu, juga digelar lomba vlog seputar rumah sakit untuk membangun kembali gambaran RS PKU Muhammadiyah itu rumah sakit yang aman dan nyaman untuk pengunjung.
"Jadi di 2021 ini tidak perlu khawatir kepada pengunjung dan pelanggan RS PKU, masyarakat Kota Solo untuk datang dan memeriksakan dirinya, medical check up, maupun pemeriksaan rutin sudah aman," jelasnya.
Menurut Pratama, perbedaan rangkaian kegiatan milad dengan tahun lalu, meski sama-sama di tengah pandemi tetapi tahun ini sudah ada kegiatan yang digelar secara luring. Misalnya senam bersama dan tes kebugaran civitas hospitalia.