REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Saat ini, perdebatan mengenai ideologi bangsa kembali mengemuka. Hal itu menandakan bahwa Indonesia sebagai bangsa itu masih belum selesai.
"Kita, walaupun sudah berusia 76 tahun namun ternyata belum selesai. Jika manusia, 76 tahun itu tentu sudah tua. Namun sebagai bangsa, 76 tahun itu ternyata belum apa-apa," kata Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Ibnu Mahmud Bilalludin, saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Yogyakarta, Selasa (24/11).
Menurut Ibnu, tantangan bangsa ini sekarang terletak pada pergantian generasi. Ia yang saat ini sudah berusia di atas 50 tahun masih merasakan berinteraksi dengan para pelaku sejarah bangsa ini. Ia sendiri pernah bertemu sejumlah tokoh pendiri bangsa.
"Artinya, di situ ada proses transformasi nilai dari para pendiri bangsa kepada generasi saya. Nah, generasi muda saat ini kan tidak memiliki kemewahan-kemewahan itu," kata Ibnu di hadapan para peserta yang terdiri dari para kader Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Persoalan ini, kata Anggota DPR dari Dapil DIY tersebut, harus dicari solusinya bersama-sama. Karena kalau dibiarkan saja jangan-jangan negara ini nantinya tinggal tersisa bangunan-bangunan fisik saja.
"Padahal bangsa ini didirikan melalui serangkaian ide-ide. Oleh karena itu, ideologi bangsa tersebut harus dipertahankan," kata Ibnu.
Sosialisasi 4 Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, ujar Ibnu, merupakan bagian dari merawat peninggalan para tokoh bangsa di masa lalu. "Oleh karena itu saya merasa bangga kepada adik-adik yang telah memilih untuk beraktivitas, membaktikan diri, serta memberi manfaat bagi orang lain. Semoga dengan keinginan bersama seperti itu bangsa ini menjadi semakin kuat," kata Ibnu.
Pada acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI kemarin, juga turut berbicara Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DIY, Suharwanta, serta perwakilan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Alfian DJ.