Rabu 24 Nov 2021 10:11 WIB

Cita-Cita PWPM DIY, Jadikan Medsos Sebagai Wadah Syiar 

Perencanaan media yang baik dinilai perlu dilakukan.

Rep: My39/ Red: Fernan Rahadi
Acara
Foto: Tangkapan layar Zoom
Acara "Rembug Gayeng ke-5" dengan tema Kader Muhammadiyah Jago Fotografi Jurnalistik yang digelar daring, Selasa (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DIY kembali melaksanakan "Rembug Gayeng ke-5" dengan tema 'Kader Muhammadiyah Jago Fotografi Jurnalistik', Selasa (23/11). Tema tersebut dipilih karena PWPM memiliki kepedulian pada praktik pengelolaan media sebagai wadah promosi berbagai kegiatannya. 

"Diskusi ini diharapkan agar kita sebagai kader Muhammadiyah, khususnya pengelola media Organisasi Otonom (Ortom), untuk mengaplikasikan ilmu jurnalis tersebut untuk mencitrakan nilai-nilai positif. Sehingga Muhammadiyah tidak hanya punya kegiatan, tetapi juga dicitrakan. Sayang kalau di zaman sekarang cuma punya kegiatan tetapi tidak dipromosikan," ujar Wakil Ketua Komunikasi, Informasi, dan Telekomunikasi PWPM DIY, Muhammad Zulfi Ifani pada acara tersebut.

Adanya cita-cita tersebut membuat kelas fotografi jurnalistik menjadi penting untuk dilaksanakan. Sebab  hal tersebut akan mendukung pengelola media untuk menghasilkan foto atau gambar yang mampu memiliki nilai berita atau informasi bagi orang lain yang melihatnya. 

"Fotografi jurnalistik itu bukan tukang foto, itu yang harus digarisbawahi. Namun, bagaimana foto itu bisa mudah dipahami dan caption itu bisa menambahi. Karena foto jurnalistik itu menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui visual," tutur Pewarta Foto Harian Kompas, Heru Srikumoro, saat menyampaikan materi dalam kesempatan tersebut.

Perbedaannya, saat ini media penyampaian informasi tak hanya melalui koran, tetapi telah banyak berbagai media sosial yang bisa digunakan. Namun, perencanaan media yang baik dinilai perlu dilakukan agar konten yang disajikan pun jelas dan terarah. 

"Apakah media sosial ini mau menjadi sarana komunikasi antar Ortom pemilik akun, atau mau menjadi sarana kampanye, atau mau menjadi sarana pendidikan? Ini harus dirumuskan biar jelas. Karena saya mengikuti beberapa akun Muhammadiyah, itu masih gamang," ujarnya. 

Selain itu, PWPM memiliki keinginan untuk menjadikan akun media sosialnya sebagai media syiar. Melihat cita-cita tersebut, Heru mengatakan, akun-akun Ortom seharusnya memberitahukan berbagai kegiatan dari pemuda-pemuda Muhammadiah. 

"Seharusnya kalau sebagai sarana syiar, bukan hanya pengumuman akan ada pengajian ini itu, tetapi aktivitas yang teman-teman lakukan itu yang penting. Apalagi saat ini akun-akun resmi ofisial itu menjadi rujukan bagi media-media mainstream untuk mendapat informasi," kata Heru menambahkan.

Sejauh ini, untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, Rembug Gayeng PWPM DIY telah dilaksanakan dengan tema-tema yang relevan, yakni kelas Twitter,  kelas YouTube, kelas Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Media Sosial, dan kelas Copywriting. Berbagai kelas tersebut menghadirkan pembicara ahli yang sekaligus merupakan praktisi dalam bidangnya masing-masing. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement