REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Guru mata pelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Solo, Jawa Tengah, Rusdi Mustapa, membuat pengajaran kreatif selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) di era pandemi Covid-19. Dia mengajak para siswa mengerjakan proyek infografis pelajaran Sejarah.
Hal itu berdampak pada pemahaman siswa terhadap pelajaran Sejarah dan nilai yang didapat sewaktu ujian. Rusdi menjelaskan, dalam situasi pandemi Covid-19 jelas pembelajaran tidak bisa normal. Guri tidak bisa menampilkan pembelajaran seperti tidak pandemi. Karenanya, guru dan siswa dipaksa menggunakan teknologi untuk proses pembelajaran.
"Prinsipnya bagaimana kita bisa memberikan materi di tengah keterbatasan dan masalah seperti akses internet di tempat siswa yang tidak terlalu bagus. Kalau saya guru Sejarah, karena sejarah itu kan aspek kognitif, pengetahuan yang ditekankan. Situasi ini bagi saya sebuah tantangan. Bagaimana kognitif tetap bisa tersampaikan di situasi seperti ini," kata Rusdi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/11).
Saat awal pandemi, Rusdi dan rekan-rekannya menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom, maupun Google Meet untuk pembelajaran jarak jauh. Namun, pembelajaran daring terkendala lantaran tidak semua siswa berada di wilayah yang jaringan internetnya bagus.
Oleh sebab itu, ia berinovasi membuat video pembelajaran sejarah untuk para siswanya. Rusdi membuat sendiri video pembelajaran tersebut menggunakan ponsel. Video tersebut kemudian diunggah di kanal Youtube miliknya.
"Nanti jadwal hari apa, materinya apa, tinggal saya kasih link-nya ke anak-anak silakan dibuka mandiri kapan saja, dimana saja, dan anak-anak juga senang. Untuk menggantikan saya di kelas. Walaupun sebenarnya guru tidak bisa digantikan meskipun pakai video tetap enaknya di kelas," imbuhnya.
Tak berhenti di situ, Rusdi membuat pembelajaran menggunakan media membuat infografis untuk para siswa. Tujuannya agar para siswa tidak sekadar menerima materi dari guru, dimana materi tersebut terkadang tidak dibaca siswa.
"Makanya saya mengajak anak-anak untuk aktif walaupun mereka di rumah, saya di sekolah, tetap bisa bekerja dengan cara membuat proyek infografis dan itu saya lakukan untuk mendorong siswa untuk membaca. Karena untuk membuat infografis siswa harus membaca dulu tidak bisa dikarang," jelasnya.
Proyek infografis tersebut diberikan untuk siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3. Pembuatan infografis dilakukan menggunakan aplikasi Canva khusus pendidikan.
Untuk bisa bergabung, Rusdi mengundang siswa-siswanya ke kelas canva dengan membagikan tautan. Para siswa langsung bisa mengerjakan infografis di aplikasi tersebut. Hasilnya langsung bisa diunggah dan dilihat oleh guru maupun murid lainnya. Siswa lainnya juga bisa memberikan komentar terhadap hasil infografis temannya.
"Alhamdulillah kemarin di kelas XI IPA 1, 2, dan 3 atensi anak-anak bagus sekali. Mereka senang walaupun di situasi seperti ini mereka diberi kegiatan yang menurut mereka baru pertama. Karena ternyata belum semua tahu tentang infografis. Jadi mereka senang bisa merangkum, ada gambar, tulisan, dan warna," kata dia.
Pembelajaran menggunakan metode tersebut dinilai berdampak terhadap pemahaman para siswa terhadap pelajaran Sejarah. Sebab, dengan membuat infografis para siswa dipaksa untuk membaca terlebih dahulu.
"Infografis yang mereka buat kayak pemahaman siswa terhadap materi yang mereka baca, terus divisualkan dalam bentuk infografis. Dengan cara seperti itu pemahaman siswa otomatis bagus sekali. Mereka benar-benar mengalami proses membaca, membuat infografis sehingga ketika ulangan hasilnya bagus," ungkapnya.