REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kenaikan harga komoditas minyak goreng hampir terjadi di sejumlah daerah. Pantauan pada Kamis (25/11) di Sleman, DIY, harga minyak goreng kemasan perlahan naik dari kisaran Rp 17.500 per liter menjadi Rp 18.500 per liter.
Berdasarkan pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, kenaikan turut dialami minyak goreng curah. Harganya merangkak naik tidak jauh dari minyak goreng kemasan, selisih Rp 500 per liter atau Rp 18 ribu per liter.
Terkait itu, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, meminta masyarakat agar tidak panik. Sebab, ia mengingatkan, kenaikan tersebut tidak cuma terjadi di Kabupaten Sleman, bahkan merata sampai tingkat global, tidak cuma nasional. "Ada beberapa faktor yang memengaruhi, salah satunya harga CPO itu sendiri," kata Kustini, Kamis (25/11).
Meski begitu, ia menekankan, Pemkab Sleman saat ini masih terus berusaha dengan memberikan fokus melalui pemantauan harga harian. Hal itu dimaksudkan agar kenaikan harga minyak goreng tidak menyebabkan dampak yang lebih luas lagi.
Kemarin, lanjut Kustini, sudah difasilitasi dari Disperindag DIY dan Bulog dengan ada operasi pasar di Prambanan sebanyak 500 paket. Harga per paket Rp 25 ribu yang berisikan satu liter minyak goreng dan satu kilogram gula pasir. "Selain itu, kita juga pantau agar pasokan serta distribusi cukup dan aman," ujar Kustini.
Kustini menekankan, pada 2022 mendatang pemerintah pusat turut mempersiapkan aturan-aturan agar minyak goreng tidak boleh dijual curah. Sehingga, semua produk minyak goreng yang diedarkan sudah harus dalam bentuk kemasan.
Sedangkan, ia menerangkan, tahun depan semua minyak goreng tersebut harus dalam kemasan. Tujuannya, untuk menjamin keamanan pangan. Di Sleman sendiri ada satu perusahaan produsen minyak goreng dan rencananya juga akan segera koordinasi.
Tapi, Kustini menegaskan, Pemkab Sleman masih harus menunggu spesifikasi standar kemasan dari Kementerian Perdagangan. Maka itu, ia meminta agar masyarakat tidak panik dengan terjadinya kenaikan harga minyak tersebut.
Selain itu, Kustini menambahkan, Pemkab Sleman akan memastikan persediaan kebutuhan bahan pokok masih aman menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Menurut Kustini, yang paling penting masyarakat bijak saat berbelanja. "Jangan ada panic buying apalagi sampai ada aksi penimbunan," katanya.