REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Menteri Kesehatan, Budi Gunadi mengatakan, pelayanan kefarmasian dan kesehatan dalam pengobatan Covid-19 sudah berkembang. Ini memungkinkan peneliti membuat terobosan untuk penanganan Covid-19, terutama dari tanaman tradisional.
Dalam WHO Traditional Medicine Strategy 2014-2023, Budi mengatakan, pemanfaatan obat modern asli Indonesia di fasilitas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan. Sebab, bisa untuk melengkapi pengobatan konvensional.
Lalu, dapat menggantikan kekosongan ketersediaan obat kimia dan bisa digunakan untuk mengurangi efek samping kemoterapi. Melalui pemanfaatan obat modern asli Indonesia di faskes akan bisa meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
"Sehingga, dapat digunakan untuk melengkapi pengobatan konvensional dan mengganti kekosongan ketersediaan obat," kata Budi dalam seminar Tumbuhan Obat Indonesia dari Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY).
Digelar bersama Pokja Tanaman Obat dan Obat Tradisional diisi 118 presentasi penelitian. Mengangkat Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan, dan Pengembangan Tumbuhan Rumput Kebar dan Dewandaru Pemanfaatan Obat Tradisional Masa Pandemi.
Selain itu, Budi berharap, peneliti, apoteker, akademisi, praktisi, profesional dapat memanfaatkan potensi obat tradisional menjadi destinasi wellness tourism. Serta, herbal tourism (kebugaran dan herbal) baik domestik maupun mancanegara.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Akhmad Saikhu mengatakan, potensi tumbuhan obat harus tetap digali agar manfaat bisa lebih luas. Baik untuk preventif maupun promotif kesehatan.
Apalagi, peluang penggunaan tumbuhan sebagai bahan baku obat semakin tingi. Serta, menjadi lebih krusial selama masa pandemi karena meningkatnya pilihan masyarakat memakai produk alami berbahan baku tumbuhan dalam menjaga kesehatan.
"Berharap dengan adanya seminar seperti ini, upaya-upaya pengintegrasian hasil penelitian tanaman obat dan obat tradisional meningkat," ujar Saikhu.
Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto menerangkan, pemanfaatan tumbuhan obat sudah seharusnya dilakukan tidak cuma melihat dari sisi kontak tapi sistemik. Dengan penelitian tepat dan komprehensif, menjadikan peluang besar pengembangan obat.
"Dengan penelitian yang tepat dan komprehensif akan menjadikan peluang yang luar biasa dalam pengembangan lebih lanjut tanaman obat, menjadi potensi obat tradisional atau obat organik yang berdaya guna lebih efisien," ujar Gunawan.
Guru Besar UMY Bidang Ilmu Tanah ini berharap, nantinya akan ada tindak lanjut dan pertukaran informasi antar peneliti dan pembicara. Hal itu perlu dilakukan agar Indonesia jadi sumber pengembangan tanaman obat mengganti obat anorganik.