REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Elon Musk telah membuat lelucon tentang whistleblower saat ia mempromosikan merchandise bermerek Tesla terbaru.
Cuitan Musk ke 65,1 juta pengikutnya mengatakan, "Tiup peluit di Tesla!" dengan tautan ke "Cyberwhistle" seharga 50 dolar AS (Rp 716 ribu). Saat ini peluit tersebut ditandai 'sold out' di situs web Tesla.
Dalam beberapa bulan terakhir, pembuat mobil listrik ini telah menghadapi tuntutan hukum atas dugaan pelecehan seksual dan pelecehan rasis di pabrik Fremont di California.
Dalam utas singkatnya, Musk juga mencuit: "Jangan buang uang Anda untuk Apple Cloth yang konyol itu, belilah peluit kami sebagai gantinya!"
Ia mengacu pada kain pemoles mikrofiber seharga 19 dolar AS dari produsen iPhone yang mulai dijual bulan lalu.
"Terinspirasi oleh Cybertruck, Cyberwhistle edisi terbatas adalah koleksi premium yang terbuat dari stainless steel kelas medis dengan hasil akhir yang dipoles. Peluit mencakup fitur attachment terintegrasi untuk menambah keserbagunaan," kata deskripsi situs web, dilansir di BBC, Rabu (1/12).
Cyberwhistle berbentuk seperti Cybertruck, truk pikap listrik yang diumumkan Musk dua tahun lalu. Kendaraan baru itu seharusnya mulai diproduksi akhir tahun ini tetapi perusahaan telah memindahkan tanggal tersebut ke tahun depan.
Cyberwhistle ada di bagian produk gaya hidup di situs web Tesla, yang juga mencakup barang-barang seperti botol seharga 150 dolar AS, mug logo "S3XY" seharga 30 dolar AS, dan beberapa model diecast kendaraan perusahaan.
Musk terkenal karena menggunakan Twitter untuk membuat lelucon dan berdebat dengan saingan.
Bulan lalu, seorang pekerja wanita di pabrik Tesla Fremont di California mengajukan gugatan yang mengatakan wanita menghadapi kondisi pelecehan seksual yang merajalela di pabrik itu.
Jessica Barraza, yang bekerja shift malam di pabrik, mengatakan bahwa dia mengalami panggilan telepon hampir setiap hari dan sentuhan yang tidak pantas.
Pada bulan Oktober, Tesla diperintahkan untuk membayar 137 juta dolar AS kepada Owen Diaz, seorang karyawan Afrika-Amerika di pabrik Fremont, karena gagal menghentikan pelecehan rasial disana.
Diaz, yang merupakan operator lift dari 2015 hingga 2016, telah menjadi sasaran lingkungan kerja yang tidak bersahabat secara rasial, menurut pengadilan San Francisco. Tesla membantah putusan itu tetapi mengakui bahwa perusahaan itu tidak sempurna.