REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak masyarakat bersedia melakukan pemeriksaan dini HIV/AIDS maupun penyakit infeksi menular seksual (IMS) terutama yang memiliki risiko tinggi, sehingga lebih cepat penanganannya.
"Masyarakat bisa konsultasi melalui WPA (warga peduli AIDS) yang ada di kelurahan, nanti akan difasilitasi lebih lanjut sampai ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Jawa Timur, Rabu (1/12).
Memperingati Hari AIDS Se-dunia 2021, Wali Kota Abdullah juga meminta kepada masyarakat risiko tinggi tidak perlu takut memeriksakan diri lebih dini. "Target kami, kasus HIV di Kota Kediri dapat diketahui secara dini, jumlah penyandang yang menjalani pengobatan sepadan, dan angka kesembuhannya meningkat," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Kediri menyediakan layanan pemeriksaan HIV-AIDS dan IMS secara gratis di sembilan puskesmas dan enam rumah sakit yang tersebar di tiga kecamatan wilayah Kota Kediri.
Layanan itu dibuat sebagai komitmen Pemerintah Kota Kediri untuk menekan risiko penularan HIV/AIDS dan IMS di Kota Kediri. Masyarakat Kota Kediri, lanjut dia, dapat mengakses layanan pemeriksaan HIV dan IMS secara gratis di fasilitas kesehatan (faskes) melalui Poli Volunteer Counselling Test (VCT).
"Selain itu beberapa faskes juga sudah memiliki layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) sehingga selain pemeriksaan dan konseling, pasien positif akan langsung mendapatkan obat. Seperti pada Poli VCT di RSUD Gambiran, RS Ahmad Dahlan, Puskesmas Pesantren 1, Puskesmas Balowerti, dan Puskesmas Campurejo," ujar dokter Fauzan.
Ia menambahkan, selain melalui Poli VCT, secara langsung ada beberapa poli yang nantinya akan berkesinambungan dengan Poli VCT, misalnya ditemui pasien Poli Umum dengan gejala mengarah pada HIV, pasien TB, dan ibu hamil pada Poli KIA, maka akan dirujuk pada Poli VCT untuk pemeriksaan dini.
Dirinya juga menambahkan semangat dan peran faskes bersinergi dengan para lembaga sosial masyarakat (LSM) peduli AIDS yang melakukan pendekatan pada populasi kunci dinilai cukup bagus.
Sementara itu, Penanggungjawab HIV Puskesmas Pesantren 1, Imam Ma'ruf menambahkan tidak hanya memeriksa dan memberi obat, pihaknya juga bersinergi dengan LSM peduli AIDS di Kota Kediri sebagai pendamping pasien, mampu menekan adanya loss follow up atau pasien yang kabur setelah diobati.
"Adanya LSM dan warga peduli AIDS sebagai pendamping sekaligus juga menjadi teman curhat sehingga pasien nyaman saat menjalani pengobatan. Karena, pasien ini memiliki keharusan mengonsumsi obat seumur hidup, tidak jarang beberapa kasus ada yang loss follow up dan kami berusaha terus menekan kasus tersebut," ujar Imam.
Pihaknya juga memegang kerahasiaan data pasien, sebab sudah menjadi komitmen petugas puskesmas dan pendamping. "Kami bersedia ikut merahasiakan kondisi pasien bahkan pada pihak keluarga pasien berkehendak hingga yang bersangkutan meninggal. Jika diperkirakan kurang lebih 99 persen kasus yang kami tangani, pihak keluarga tidak tahu," kata dia.
Data Dinas Kesehatan Kota Kediri, pada 2021 mulai Januari hingga Oktober terdapat 160 kasus temuan HIV di Kota Kediri. Sedangkan sebelumnya, hingga tahun 2020 tercatat 219 kasus temuan.