REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY masih fluktuatif. Meskipun begitu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut, penambahan kasus saat ini juga bisa dikatakan relatif landai.
Rata-rata, penambahan kasus Covid-19 di DIY masih di bawah angka 30 kasus dan di bawah 20 kasus per hari dalam sepekan lebih ini. Namun, kasus ini sempat naik pada 25 dan 27 November 2021 yang masing-masingnya dilaporkan penambahan 79 kasus dan 68 kasus.
Sultan menyebut, peningkatan yang sempat terjadi di DIY berasal dari skrining yang dilakukan di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Walaupun sempat ada peningkatan kasus, namun Sultan mengklaim masih terkendali.
Hal ini, katanya, dikarenakan penanganan yang dilakukan dengan cepat dan tepat. Dengan begitu, penularan di sekolah tidak meluas mengingat sebagian besar kasus yang ditemukan saat PTM berlangsung ini merupakan OTG (orang tanpa gejala).
"Kenaikan ini rata-rata anak-anak kita yang tatap muka dan alhamdulillah bisa cepat untuk ditangani, juga karena lokal saja. Tidak terlihat adanya penularan penularan pada sektor-sektor yang lain kecuali pada PTM," kata Sultan di kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Terkait dengan skrining di sekolah yang menyelenggarakan PTM di DIY, sudah dilakukan secara masif sejak pekan kemarin. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, skrining dilakukan untuk mengetahui sejak dini adanya penularan maupun klaster baru Covid-19 selama berlangsungnya PTM.
Skrining di sekolah ini dilakukan di sekolah-sekolah yang melaksanakan PTM di seluruh kabupaten/kota se-DIY. Beberapa kasus pun sudah ditemukan dari skrining ini seperti puluhan kasus positif yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul dari hasil skrining pelajar di tingkat SMA dan beberapa kasus di Kota Yogyakarta, hingga di Kabupaten Sleman.
"Surveilans (skrining) PTM telah dilaksanakan di lima kabupaten/kota se-DIY, termasuk Gunungkidul. Skrining ini bertujuan untuk mengidentifikasi sedini mungkin terhadap klaster yang mungkin terjadi," kata Berty.
Dinas Kesehatan di masing-masing kabupaten/kota juga sudah diminta untuk terus melakukan skrining secara berkala selama berlangsungnya PTM. Dengan begitu, kata Berty, potensi meluasnya penyebaran Covid-19 dapat ditekan dan kasus yang sudah ditemukan juga dapat tertangani dengan cepat.
"Disamping untuk melakukan kewaspadaan dini, (skrining) juga dipakai sebagai gambaran apakah masih ada penularan Covid-19 di wilayah tersebut," ujarnya.