REPUBLIKA.CO.ID,LUMAJANG -- MDMC didukung Lazismu mengerahkan bantuan logistik dan personel tambahan dari DIY dan Jawa Tengah ke warga di Semeru. Ini merupakan langkah tambahan usai pengerahan personel MDMC Lumajang dalam tanggap darurat erupsi.
Berupa logistik Covid-19 berupa 15.000 masker, hand sanitizer, sarung tangan, obat-obat dan barang medis lain. Sedangkan, 500 family kit berupa perlengkapan mandi, merupakan kerja sama dengan salah satu minimarket berjejaring Alfamart.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengatakan, Muhammadiyah menyatakan ini merupakan bencana multihazard karena saat ini masih pandemi Covid-19. Maka itu, relawan-relawan yang dikirimkan harus tetap menjaga protokol kesehatan.
"Jangan sampai ada hazard tambahan dari hazard yang merupakan ancaman serius dari erupsi Gunung Semeru," kata Budi, Senin (6/12).
Selain itu, dikirim mobil dapur umum yang akan diperbantukan untuk menyiapkan makanan siap saji kepada warga maupun relawan yang bertugas lapangan. Bantuan diberangkatkan dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Yogyakarta Ahad (5/12) malam.
Bantuan akan dibagi jadi dua titik yaitu di pos pelayanan dari arah Kabupaten Lumajang dan dari arah Kabupaten Malang. Ini karena akses jalan nasional yang menghubungkan Lumajang dan Malang terputus akibat jembatan Geladak Perak jebol.
Selain itu, MDMC Jawa Timur menetapkan Gedung Muhammadiyah Kabupaten Lumajang sebagai pos layanan Muhammadiyah di sisi Lumajang. Sedangkan, SDN Sumber Urip 02 ditetapkan sebagai pos layanan yang bisa diakses di sisi Kabupaten Malang.
Koordinator Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) Muhammadiyah, Indrayanto menerangkan, MDMC turut menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) nasional ke Semeru. Ini sebagai tanggung jawab untuk membantu warga terdampak.
"Untuk ini kami terus berkoordinasi dengan MDMC Jawa Timur terkait dengan teknisnya di lapangan," ujar Indrayanto.
Indrayanto menjelaskan, MDMC Jatim turut bertugas memobilisasi sumber daya dan bantuan untuk membantu masyarakat di pos layanan yang sudah berdiri di Lumajang dan Malang. Personel EMT yang bertugas berasal dari RS Aisyiyah Probolinggo.
Mereka melaksanakan layanan di Desa Sumberwuluh dan Desa Jugosari yang ada di Kecamatan Candipuro. Tim menemukan banyak warga yang mengeluhkan sakit diare dan pusing, diduga karena banyak menghirup bau belerang usai erupsi terjadi.
Pengobatan dilaksanakan hingga malam hari karena beberapa dusun belum tersentuh bantuan relawan. RSMAdari Blitar, Kediri, Malang, Lamongan dan Bojonegoro juga bergabung menerjunkan tim medis berpengalaman dalam penanganan darurat bencana.