REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Manajemen PS Sleman sudah melaporkan Elwizan Aminudin ke Polres Sleman, Jumat (3/12) lalu. Turut disertakan berkas lengkap berupa bukti kontrak dan berkas verifikasi ijazah dari Universitas Syiah Kuala Aceh milik Elwizan.
Direktur Operasional PT PSS, Hempri Suyatna mengatakan, pelaporan itu dilakukan untuk dugaan penipuan yang dilakukan Elwizan ketika masuk tim dokter PSS. Ia menerangkan, Elziwan sendiri sudah berada di tim dokter PSS sejak awal 2020.
Kemudian, pada 1 Desember 2021 lalu Elwizan mengundurkan diri secara lisan dengan alasan ada keluarga yang sakit. Untuk memastikan keaslian berkas-berkas Elwizan, PSS turut melakukan konfirmasi secara langsung kepada Unsyiah Aceh.
"Kita sudah konfirmasi ke Unsyiah tidak benar, sudah dikonfirmasi dan sudah diberi jawaban secara resmi," kata Hempri kepada Republika, Selasa (7/12).
Atas dasar itu, PSS yakin untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Menariknya, jika melihat rekam jejaknya, Elziwan pernah pula masuk ke tim dokter tim-tim seperti Bali United, PS Tira, Persita, Barito Putera, bahkan Timnas U-19.
Kasus ini sendiri mencuat usai seorang kardiolog menuding Elwizan sebagai dokter gadungan di salah satu media sosial. Salah satu indikasi awal lantaran nama dari Elwizan tidak ada di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Saat ini, PSS tidak bisa pula melakukan kontak ke Elwizan dikarenakan nomor yang bersangkutan sudah tidak aktif. Hempri menambahkan, terkait laporan PS Sleman ke Polres, pekan ini beberapa saksi sudah mulai dimintai keterangan.
"Sudah, saksi-saksi sudah mulai dipanggil Senin (2/12) kemarin," ujar Hempri.
PSS Sleman tampaknya terus diselimuti permasalahan beberapa waktu terakhir. Dimulai dari rangkaian hasil buruk yang tidak berhenti dicatatkan PSS Sleman di Liga 1 dan perselisihan manajemen kontra suporter yang sebenarnya belum juga mereda.
Bahkan, pekan lalu, terjadi pembakaran di Omah PSS yang dilakukan salah seorang suporter yang kecewa atas hasil buruk yang diraih PS Sleman. Kini, kasus dokter gadungan jadi permasalahan baru yang harus dihadapi Laskar Elang Jawa tersebut.