REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jawa Tengah siap melaksanakan apa yang menjadi ketentuan serta keputusan pemerintah pusat terkait dengan kegiatan masyarakat dalam menyambut Natal serta Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun nanti. Kendati begitu, Jateng juga meminta kepada pemerintah pusat memastikan ‘gerbang kedatangan internasional’ di Indonesia juga diperketat pengawasannya sebagai upaya mengurangi risiko masuknya varian baru Omicron di Tanah Air.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, beberapa langkah penyesuaian yang dilakukan oleh pemprov antara lain melalui percepatan vaksinasi dan sosialisasi pengetatan protokol kesehatan. Sebab masih ada sejumlah daerah di Jateng yang cakupan vaksinasi Covid-19-nya masih rendah dan harus terus didorong.
Sehingga bisa sejajar dengan daerah lainnya dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat. “Persoalan ini kami bahas dalam rapat koordinasi secara virtual tentang Kesiapan Penerapan PPKM Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Percepatan Vaksinasi serta Belanja Daerah APBD dan Rakor Kemiskinan yang dipimpin Mendagri," ujarnya.
Menurut Ganjar, tugas di daerah yakni menggencarkan sosialisasi tentang pengetatan protokol kesehatan di masyarakat. Langkah itu dibarengi dengan percepatan vaksinasi Covid-19 agar herd immunity terwujud. “Kami di daerah punya tugas untuk melakukan percepatan vaksinasi, kami punya tugas untuk melakukan sosialisasi penguatan pengetatan aturan tentang prokes. Nggak bisa nggak, dan ini sudah mulai kita petakan,” tegasnya.
Pada kesempatan rapat koordinasi ini, gubernur juga mendesak agar pemerintah pusat memastikan seluruh tamu dari luar negeri yang masuk ke Indonesia diperketat di pintu masuknya. Permintaan ini disampaikan guna mengantisipasi masuknya varian baru virus corona yakni Omikron yang mulai merebak hingga ke negara tetangga.
Dikatakan, Dinkes Jateng juga terus melakukan langkah preventif dengan sampling menggunakan Whole Genome Sequencing. Terkait persiapan jelang pelaksanaan ibadah Natal, gubernur memastikan sudah ada koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag RI) untuk menghitung berapa jumlah rumah ibadah yang akan menggelar acara keagamaan.
Pada sisi lain, Biro Kesra pun berkoordinasi dengan pengelola gereja yang bakal menggelar kegiatan ibadah, misalnya di mana saja gereja tersebut, berapa jemaat yang akan masuk, ketentuannya sudah juga sudah ada.
“Persentasenya sudah ada, bagaimana mereka melaksanakannya biasanya hybrid nah kita mesti pastikan. Kegiatan di rumah ibadah tidak banyak dan harus dibarengi dengan pelaksanaan kegiatan dengan cara virtual,” katanya.
Langkah inisiatif tersebut, lanjut gubernur, tidak sulit dilakukan apalagi setelah dua tahun pandemi berlangsung. Hal ini juga berlaku bagi umat agama selain Kristen dan Katholik yang juga melakukan kegiatan ibadah.
Sedangkan untuk aktivitas wisata, mal, hingga penyelenggaraan acara aturannya mengikuti kebijakan yang sudah ada. Yakni dengan memperketat prokes dan pembatasan kapasitas pengunjung atau pesertanya.
Di lain pihak, guberur juga menganjurkan warga Jateng tidak bepergian selama libur Nataru nanti. Ini disampaikan Ganjar baik untuk warganya yang di luar maupun di dalam Jawa Tengah.
“Rayakan Natal dan mungkin Tahun Baru di tempat itu saja, sehingga tidak terjadi pergeseran atau mobilisasi warga dan tidak usah pergi ke mana-mana,” ujarnya. Gubernur juga meminta dukungan dari seluruh pihak untuk bisa menyukseskan keamanan dan kenyamanan saat Nataru selama tiga pekan tersebut.
Imbauan yang sama juga ditegaskan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak mengambil cuti. "Kalau ASN bisa mendukung, insya Allah kita akan bisa mengamankan akhir tahun dari risiko penyebaran Covid-19,” jelas dia.