REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melakukan terobosan untuk mempercepat penyediaan talenta digital untuk kebutuhan transformasi digital. Program Digital Talent Scholarship (DTS) merupakan program unggulan dalam menyiapkan talenta digital di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo Hary Budiarto menyatakan, program DTS tahun 2021 sukses melampaui jumlah peserta yang ditargetkan sebanyak 100 ribu.
"Malam ini kegiatan Appreciation Day kita memberikan apresiasi kepada para mitra kita, karena target 100 ribu itu sekarang sudah tercapai 109 ribu para peserta pelatihan talenta digital. Jadi kami mengucapkan banyak terima kasih, kami melaksanakan acara ini kepada para mitra yang telah kita bekerja sama," ujarnya dalam DTS Appreciation Day di Ayana MidPlaxa Jakarta, Rabu (15/12).
Pelatihan DTS diharapkan dapat menjangkau seluruh segmen masyarakat agar dapat mengambil bagian sebagai talenta digital sehingga dapat menumbuhkan dan menyejahterakan masyarakat Indonesia di era digital.
"Jadi kita melakukan pelatihan terus kemudian kita melakukan sertifikasi kepada para peserta pelatihan agar mereka bisa masuk ke industri, yaitu industri digital secara global dan industri digital nasional. Program pelatihan untuk mewujudkan masyarakat digital adalah salah satu dari arahan Bapak Presiden tentang akselerasi transformasi digital," kata Hary dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (16/12).
Menurut dia,, program DTS 2021 menggandeng mitra kerja baik dari kalangan akademisi, swasta, platform digital hingga perusahaan global ternama. "Pelatihan itu bisa berlangsung dengan baik sesuai target dengan dukungan mitra kerja sama, bahkan melampaui target di tahun 2021," katanya.
Melalui DTS Appreciation Day, Kementerian Kominfo juga memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah mengikuti tahapan pelatihan hingga dinyatakan lulus dan sebagai alumni DTS 2021.
"Mereka mengikuti pelatihan ini dan mengimplementasi ke berbagai hal, ada yang bekerja, ada yang membuat start up sampai mereka mengikuti kejuaraan-kejuaraan di tingkat dunia, seperti ada juga yang difabel mereka mengikuti kejuaraan dunia dan mereka berhasil," papar Hary.
Hary menyatakan, salah satu pilar dalam program DTS adalah terkait dengan ekonomi digital, salah satu pelatihannya untuk menciptakan wirausaha digital dengan menggandeng mitra kerja yang mempunyai marketplace.
"Masyarakat kita latih untuk bisa masuk ke dalam marketplace sebagai wirausaha digital, mitra-mitra kita seperti Grab, Tokopedia, Bukalapak, terus kemudian ada Facebook dan lain sebagainya mereka bersama-sama kita untuk melatih bagaimana masyarakat mempunyai skills mengembangkan atau mengemas suatu produk,: ujarnya.
Di dalam marketplace, menurut Hary, peserta yang memiliki produk akan didorong untuk mendistribusikan melalui digital marketing yang kemudian melakukan transaksi secara digital. Sehingga setiap peserta mampu untuk menjual berbagai produk baik kuliner, herbal dan jenis produk lain.
"Itu salah satu mitra kita mengambil sama-sama untuk disitu, jadi mitra mendapatkan berbagai macam produk-produk yang ada kemudian masyarakat bisa menjual produk itu ke masyarakat global," jelasnya.
Ia menyatakan melalui pelatihan DTS 2021, Kementerian Kominfo menargetkan 50 persen UMKM di Indonesia dapat bermigrasi dari ruang fisik ke ruang digital, termasuk bagi UMKM pemula.
"Jadi kalau yang pemula ini kita ajarkan bagaimana mereka bisa melakukan digital marketing, kita mengajak mitra-mitra kemudian kita membuat modul-modulnya dan kita memantau. Setelah kita latih dan menyiapkan semuanya itu bagaimana dampaknya, apakah mereka dalam waktu beberapa bulan itu bisa jualan di marketplace, kemudian yang sudah bisa berjualan itu berapa omset yang mereka dapatkan dari marketplace tadi," jelasnya.
Hary mencontohkan 30 dari 100 peserta DTS di Makassar yang dilakukan pelatihan intensif hingga membantu menjual produk di pusat-pusat perbelanjaan. "30 peserta itu kita berikan tempat untuk mereka bisa berjualan di satu mal yang ada di Makassar, kemudian Bea Cukai juga ikut melakukan pelatihan juga supaya masyarakat bisa tahu bagaimana bisa mengekspore dengan menjalankan aplikasi-aplikasi yang sudah ada dibuat oleh Bea Cukai, itu salah satunya," katanya.
Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo mengapresasi mitra pelaksana pelatihan karena dengan kolaborasi yang berlangsung dapat melampaui target pelatihan DTS 2021. "Ada 109.917 ribu peserta yang ikut pelatihan dari target 100 ribu. Ini hasil kerja sama yang baik dengan para mitra dalam melaksanakan pelatihan. Kami sekali lagi mengucapkan terima kasih dan melanjutkan kerja sama yang baik ini," ungkapnya.
Mengenai penyelenggaraan DTS dan DLA, Hary Budiarto menyatakan Kemenkominfo mengharapkan akan makin banyak diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. "Ke depan kami berupaya memeratakan jangkauan pelatihan ke seluruh Indonesia. Tahun yang akan datang akan menyebar sehingga provinsi di Aceh atau Kepuluan Riau dan wilayah Timur atau Papua dan Papua Barat kita tingkatkan, sehingga ada ribuan lagi masyarakat yang mengikuti pelatihan digital," ujarnya.
Ia menyatakan momentum Appreciation Day Mitra DTS 2021 merupakan penghargaan atas kerja sama dan kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Kominfo dengan mitra pelatihan dari perguruan tinggi, asosiasi dan komunitas, perusahaan global, education technology, perbankan nasional. "Kami berharap pada tahun-tahun berikutnya kemitraan yang telah terjalin dapat terus berlangsung untuk menjadikan Indonesia makin digital, makin maju," ungkapnya.