REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN -- Raut muka Theofano (10) tak berubah sama sekali saat petugas vaksinator Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang mulai menyiapkan spuit (alat injeksi) vaksin Covid-19.
Bocah ini bahkan tidak menampakkan wajah kecemasan atau terlihat gelisah, manakala vaksinator mengarahkan alat injeksi tersebut ke lengan kirinya yang sudah terbuka.
Saat jarum menyentuh dan menembus kulit lengannya, salah satu peserta didik SDN Ungaran 01 ini juga tidak sampai meringis menahan sakit hingga proses injeksi vaksin Sinovac rampung dilakukan.
“Tidak sakit ditusuk jarum suntik, sudah biasa,” ungkapnya dengan senyum yang tetap mengembang.
Ia merupakan satu dari ratusan peserta didik yang tengah mengikuti proses vaksinasi anak usia 6 – 11 tahun yang dilaksanakan di SDN Ungaran 01, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Senin (20/12).
Saat ditanya, mengapa mau divaksin, ia pun menjawab tanpa ragu. “Biar bisa belajar di sekolah dengan nyaman dan terlindungi dari ‘ancaman’ Covid-19,” jawabnya lugas.
Plt Kepala SDN Ungaran 01, Prayitno mengatakan, bagi para peserta didik di sekolahnya, umumnya memang telah terbiasa dengan jarum suntik. Sebab –selain vaksinasi Covid-19—para peserta didiknya juga sudah jamak mendapatkan imunisasi wajib.
Bahkan, belum lama ini, sebagian peserta didiknya juga merampungkan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dua kali dalam setahun. “Maka, jarum suntik bukan hal yang menakutkan bagi mereka,” tegasnya.
Prayitno menambahkan, untuk peserta didik yang telah mendapatkan imunisasi jauh sebelum pelaksanaan tahap pertama vaksinasi anak usia 6 -11 tahun, hari ini telah bisa mendapatkan vaksin Covid-19.
Sementara untk peserta didik yang baru saja merampungkan imunisasi, maka penyuntikan vaksin Covid-19 masih harus menunggu kesempatan berikutnya.
“Karena ketentuannya kalau memang sebelumnya telah mendapatkan imunisasi, untuk pemberian imunisasi/ vaksinasi berikutnya harus berjarak atau paling tidak harus ada jeda hingga 4 pekan,” tegasnya.