REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas optimistis target zero waste atau bebas sampah di Maret 2022 dapat terlaksana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas Junaedi menjelaskan, anggaran bidang persampahan yang dikeluarkan oleh Pemda tahun ini untuk menuju target zero waste tersebut yaitu sebesar Rp 27 miliar.
"Anggaran tahun depan sudah semakin berkurang, anggaran bidang persampahan hanya Rp 10 miliar. Dengan anggaran Rp 10 miliar untuk pembelian sarana prasarana sudah bisa zero waste atau paling tidak mendekati zero waste," ujar Junaidi kepada Republika, Senin (20/12).
Untuk menuju zero waste, DLH tengah menyiapkan berbagai alat untuk mesin pengolahan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) yang saat ini tengah dibangun.
Ia memaparkan, sampai hari ini sampah yang dibuang di TPA sementara itu sebanyak 32 dump truck (DT) setiap hari. Dari kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang mengelola sampah, sampah-sampah tersebut dibuang di junil atau pembuangan sementara, karena saat ini Banyumas belum mempunya tempat pembuangan akhir (TPA).
"Harapan kami karena TPA BLE yang sedang dibangun itu, kapasitasnya 20 DT dapat diproses disitu habis jadi abu. Jadi kami masih punya tugas mengurangi sampah-sampah yang ada di KSM 10 DT setiap hari sampe Maret 2022," jelas Junaidi.
Menurut Junaidi, apabila pihaknya berhasil menurunkan sampah hingga 10 DT di KSM, jadi tiap hari yang dibuang cuma 20 DT ke TPA BLE. Artinya, sampah itu terkekola habis semua, tidak ada yang harus dibuang. Ini karena TPA BLE dibuat bukan untuk menampung sampah, tetapi memproses dan semua residunya dibakar.
Mesin yang disiapkan untuk hanggar-hanggar sampah yang dikelola oleh KSM adalah mesin pyrolisis dengan kapasitas 6 kubik setiap jam. Menuju target pada Maret, DLH menambah beberapa mesin yang ada. Mesin-mesin yang tidak efektif di KSM tersebut diganti agar ada peningkatan kapasitas dari yang kecil ke besar.
Akan tetapi untuk TPA BLE, mesin pyrolisis yang disiapkan yakni tiga mesin dengan kapasitas 9 kubik per jam atau 200 kilogram.
"Mesin peleleh plastik, jadi sampah plastik itu dilelehkan, dilumerkan nanti disulap jadi paving atau genteng. Itu upaya kita untuk mengurangi sampah yang kita buang," jelas Junaidi.
Sementara alat dan TPA BLE disiapkan, saat ini, DLH masih dibantu oleh KSM yang mengelola sampah menjadi kompos dan melalui budidaya maggot untuk mengurangi sampah di Banyumas.