Senin 27 Dec 2021 18:25 WIB

Tahun 2022, Bank Banten Targetkan Hyper Growth

Bank Banten bersama Komisi III DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan EKD.

Acara Public Expose Bank Banten yang digelar Jumat (24/12)
Foto: dokpri
Acara Public Expose Bank Banten yang digelar Jumat (24/12)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19 diharapkan menjadi babak baru untuk semua industri, begitu juga dengan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten). Walau dalam kondisi pandemi, Bank Banten dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Banten selaku Pemegang Saham masih mampu terus melakukan pertumbuhan bisnis hingga saat ini. Ekonomi Banten yang terus bertumbuh dipercaya akan dapat meningkatkan kinerja serta profitabilitas perseroan.

Perekonomian Banten memiliki potensi besar dalam beberapa tahun kedepan. Pada tahun 2022 postur APBD akumulatif Provinsi bersama Kabupaten/Kota mencapai Rp 40 Triliun, dengan proyeksi pertumbuhan diharapkan mencapai 5,5 persen. Akselerasi ekonomi Banten dapat terlihat dari berbagai proyek prioritas nasional seperti KEK Tanjung Lesung, Tol Serang–Panimbang dan Tol Serpong-Balaraja, Kawasan industri terpadu Wilmar, serta Fase III MRT yang terbentang dari Cikarang-Balaraja. 

Pada acara Public Expose Bank Banten yang digelar Jumat (24/12), Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menuturkan saat ini pihaknya tengah menyusun berbagai langkah strategis yang akan dilakukan di tahun 2022 yaitu dengan menajamkan target audience serta berfokus di market primer perseroan yaitu regional Banten. "Tahun 2022 Saya yakin akan menjadi turning point bagi perseroan dan kami menargetkan terjadinya hyper growth," kata Agus dalam siaran pers, Senin (27/12).

Bank Banten bersama Komisi III DPRD Provinsi Banten tengah menyiapkan Ekosistem Keuangan Daerah (EKD). Jika Ekosistem keuangan daerah antara Pemda serta segenap pelaku usaha di Banten terkelola dengan baik, maka akan memberikan dampak yang signifikan untuk optimalisasi PAD dan memberikan lebih banyak keleluasaan untuk melakukan pembangunan di Banten.

"Berbagai proyek prioritas nasional yang terus bertumbuh di Banten akan menjadi fokus kami dalam menggenjot aspek bisnis perseroan. Bauran antara audience retail, UMKM dan korporasi yang masih sangat potensial akan menjadi andalan untuk mencapai target penyaluran fasilitas pembiayaan baru. EKD akan menjadi salah satu engine utama kami dalam mengejar target pertumbuhan yang hyper growth. Selain itu perseroan akan terus berupaya mencapai target rasio-rasio keuangan serta mengejar aspek permodalan yang disyaratkan oleh OJK dapat terpenuhi," tutur Agus.

Bank Banten mencatatkan total aset per 30 September 2021 sebesar Rp 7,21 triliun, meningkat dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 5,33 triliun. Dana Pihak Ketiga tumbuh Rp 1,19 triliun dalam rentang waktu lebih kurang lima bulan, dari Rp 2,53 triliun per April 2021 menjadi Rp 3,72 triliun per September 2021. 

Kredit per 30 September 2021 mencapai Rp 3,15 Triliun, naik sebesar Rp 680 miliar atau setara 27,5 persen dari posisi Juni 2021 senilai Rp 2,47 Triliun. Adapun interest income per 30 September 2021 mencapai Rp 209,8 Miliar, naik sebesar Rp 78,6 miliar atau setara 60 peresn dari posisi Juni 2021 senilai Rp 131,2 miliar. Adapun fee based income per tanggal 30 September 2021 mencapai Rp 23,9 miliar atau naik Rp 11,2 miliar atau setara 89 persen dibandingkan posisi bulan Juni 2021 (Q2) sebesar Rp 12,7 miliar.

"Berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi dilakukan oleh perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Harapannya, Bank Banten bisa meraih cita-cita untuk kian meraih kepercayaan masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat rebuild the trust, reach the glory," katanya menutup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement