Rabu 29 Dec 2021 16:32 WIB

Perbarindo Dampingi 5.000 Pelaku UMKM Jateng agar Melek Digital

Aplikasi yang disiapkan didesain semudah mungkin untuk digunakan pelaku usaha.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
  Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menghadiri acara penandatanganan nota Kesepakatan Bersama Program Pendampingan Digitalisasi 5.000 UMKM binaan BPR-BPRS di Jateng, yang dilaksanakan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng, di Semarang, Rabu (29/12).
Foto: Dokumen.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menghadiri acara penandatanganan nota Kesepakatan Bersama Program Pendampingan Digitalisasi 5.000 UMKM binaan BPR-BPRS di Jateng, yang dilaksanakan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng, di Semarang, Rabu (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dalam upaya mendorong kebangkitan UMKM di Jawa Tengah, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) memberikan pendampingan digitalisasi untuk 5.000 pelaku UMKM di provinsi setempat.

Hal ini terungkap dalam penandatanganan nota Kesepakatan Bersama Program Pendampingan Digitalisasi 5.000 UMKM binaan BPR-BPRS di Jateng yang dilaksanakan di Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng, di Semarang, Rabu (29/12).

Ketua Perbarindo DPD Jateng, Dadi Sumarsana mengungkapkan, langkah pendampingan digital ini akan memberi kemudahan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan kredit penguatan usahanya. Aplikasi yang disiapkan juga telah didesain semudah mungkin untuk digunakan oleh para pelaku usaha.

“Pendampingan ini dilakukan untuk mengedukasi UMKM secara digital denga memanfaatkan teknologi yang kian akrab di masyarakat,” jelasnya.

Misalnya, pelaku UMKM dapat melakukan pembukuan, menghitung neraca, dan arus kas seolah sedang bermain smartphone. “Hasilnya diharapkan akan membantu UMKM untuk mengakses ke BPR dan akan mempercepat analisis kreditnya,” tambah Dadi.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengapresiasi langkah pendampingan digitalisasi terhadap ribuan pelaku UMKM oleh Perbarindo Jateng ini. Melalui upaya tersebut, diharapkan semakin banyak UMKM yang bangkit pada masa pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.

Menurutnya, UMKM seringkali terganjal masalah klasik, kesulitan untuk meyediakan biaya permodalan guna mengembangkan usahanya. Di satu sisi perbankan bisa memberikan fasilitas yang banyak.

“Pemerintah umpamanya punya fasilitas kredit usaha rakyat (KUR),  kami di Bank Jateng juga punya. Ada juga kredit milenial, biar anak-anak muda juga bisa jualan atau membuka usaha,” jelasnya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, lanjut Ganjar, dalam beberapa tahun terakhir cukup gencar melakukan pendampingan kepada UMKM. Tidak hanya terkait dengan inovasi produk, namun juga memperkuat literasi digital kepada para pengusaha kecil.

“Kita nggak bisa lagi cari market yang tradisional, kita mesti cari juga potensial market yang lain. Sekarang menggunakan marketplace, menggunakan medsos jangkauannya bisa melompat tanpa disadari,” tegasnya.

Merujuk hasil kerja Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, masih kata gubernur, selama ini banyak ditemukan UMKM yang tidak menyangka jika penggunaan digital sangat bermanfaat bagi penjualan dan pengembangan usahanya.

"Mereka (pelaku usaha, red.) hanya butuh dididik, sehingga literasi digitalnya menjadi semakin bagus. Apabila itu bisa didorong, UMKM yang melek digital bisa banyak yang akan muncul," kata Ganjar.

Namun semua itu tidak bisa terjadi, kalau para pelaku UMKM tidak dilatih dan tidak diberikan pendampingan. Untuk itu, kolaborasi antar pihak perlu diambil demi kemajuan UMKM dalam hal literasi digital.

“Nah, inisiatif dan kolaborasi dengan Perbarindo Jateng inilah yang coba kita bangun. Maka Perbarindo juga penting untuk kita gandeng,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement