REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Operasional bus Trans Banyumas program Buy The Service (BTS) dihentikan sementara mulai 1 Januari hingga akhir Januari 2022. Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat (Hubdat) Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menjamin Bus Trans Banyumas Segera beroperasi lagi.
Menurut Budi, penghentian pengoperasian Bus Trans Banyumas, karena adanya perubahan skema lelang yang membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Namun, Kemenhub menjamin bahwa bus akan segera beroperasi setelah proses perubahan lelang selesai.
Kemenhub, kata Budi, membutuhkan waktu sekitar dua pekan terkait adanya perubahan skema lelang. Skema lelang diperpanjang waktunya menjadi 3 tahun dan mengunakan e-katalog. "Dengan pembaharuan lelang tiga tahun, maka setiap tahun tidak perlu lalu dilakukan lelang," ungkap Budi di depan Bupati, Wakil Bupati, Kadishub, Konsorsium dan para sopir Bus Trans Banyumas, di Pendopo Sipanji Purwokerto, Ahad (2/1).
Untuk menjamin keberlanjutan para operator, semula Kemenhun mengusulkan lelang lima tahun. Namun dari Kementerian Keuangan menyatakan belum ada skema lelang lima tahun, sehingga diputuskan menjadi tiga tahun.
"Untuk pemenang lelang masih bisa dari operator lama, sehingga ada kepastian untuk balik modal," kata Budi.
Selain perubahan jangka waktu lelang, pada saat bersamaan juga ada perubahan skema lelang dari umum menjadi lelang e-katalog. Dalam lelang tersebut dilengkapi dengan perhitungan biaya operasional tiap kilometernya.
"Terus terang, Kemenhub belum punya pengalaman untuk menghitung semua biaya tersebut, sehingga harus dilakukan dengan hati-hati," kata Budi menambahkan.
Budi memastikan, Kemenhub akan terus mengawal tahapan proses lelang. Bahkan ia meminta ada rencana aksi sehingga setiap hari dipaparkan secara jelas tahapan yang sudah dilakukan dan progres dari proses lelang tersebut.
Jadi ia meminta kepada para pengemudi serta pihak konsorsium untuk jangan khawatir, karena Kemenhub menjamin hanya butuh waktu dua pekan hingga tiga pekan untuk memperbaiki proses ini.
Budi mengakui kesalahan tidak ada di tangan Bupati, Dinas Perhubungan maupun konsorsium, tetapi ada pada Kemenhub. Ia juga mengapresiasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas yang sudah berhasil mensosialisasikan Bus Trans Banyumas, sehingga load factor rata-rata mencapai 91,87 persen.
"Saya sering menghubungi Pak Kadishub menanyakan bagaimana kondisi BTS dan ternyata sangat diminati oleh masyarakat Banyumas. Padahal untuk beberapa kota lainnya mencapai 50 persen saja cukup sulit, tetapi di Banyumas sampai 91,87 persen, ini luar biasa dan patut diapresiasi," kata Budi.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, memasuki awal 2022, Sabtu (1/1), pengoperasian Bus Trans Banyumas dihentikan untuk sementara waktu, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal tersebut sempat mengundang keresahan sopir bus serta masyarakat Banyumas yang kerap menggunakan moda transportasi tersebut hampir satu bulan terakhir.
"Saya sengaja datang untuk menjelaskan dan memberi kepastian," ujar Budi yang disambut tepuk tangan oleh para pengemudi.