REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Saat ini segala hal yang berkaitan dengan Korea Selatan selalu menarik untuk para penggemarnya. Hal ini tidak terlepas dari gelombang musik K-Pop dan drama Korea yang telah merambah ke berbagai negara di dunia.
Mempelajari bahasa Korea bisa menjadi pilihan untuk bisa mengenal lebih dekat “Negeri Ginseng” tersebut. Selain menambah kemampuan bahasa setempat, ini juga bisa membantu mempermudah komunikasi para penggemar. Mereka bisa memahami dialog dalam drama dan film Korea, bahkan juga lirik-lirik lagu musik K-Pop.
Untuk bisa mempelajari bahasa Korea, maka teman-teman harus mempelajari sistem hangeul (한글). Ahn Kyung Hwa dkk dalam Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia mengungkapkan, hangeul/hangul merupakan sistem alfabet dari bahasa Korea. Bahasa Korea sendiri tidak hanya digunakan di Korea Selatan, tapi juga Korea Utara dan beberapa keturunan Korea di sejumlah negara.
Menurut Ahn Kyung Hwa dkk, hangeul diciptakan pada zaman Chosun/Joseon sekitar 1443 oleh Raja Sejong dan beberapa ilmuwan saat itu. Raja Sejong sendiri acap disebut sebagai Raja Sejong Yang Agung. Dia merupakan raja keempat dari Dinasti Joseon yang memerintah Korea kala itu.
Sebelum Hangeul diciptakan, rakyat Korea menggunakan huruf karakter Cina dalam kehidupan sehari-hari. Namun huruf karakter Cina jumlahnya sangat banyak, rumit dan sulit dipelajari oleh rakyat Korea. “Seringkali rakyat jelata Korea menghadapi kesulitan untuk menggunakannya,” kata Ahn Kyung Hwa dkk dalam Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia.
Melihat situasi tersebut, Raja Sejong pun mengasihani rakyatnya. Dia dan sejumlah ilmuwan di masanya membuat sistem alfabet Korea yang sesuai untuk melambangkan bunyi Korea dan mudah dipelajari. Kini sistem alfabet tersebut dengan sebutan hangeul atau hangul.
“Saat Hangeul diciptakan, hangeul disebut humonminjeongeum (훈민정음), yang berarti ‘bunyi tepat untuk mengajari rakyat’,” ungkapnya.