REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan semakin memperketat pengawasan terutama aktivitas masyarakat. Langkah ini dilakukan setelah kasus positif Covid-19 varian omicron terdeteksi di Jawa Timur (Jatim).
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengingatkan seluruh jajaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk meningkatkan kewaspadaan. Dia meminta pemeriksaan terhadap masyarakat diperkuat lagi ke depannya.
"Hal ini terutama untuk warga Banyuwangi yang baru datang dari luar daerah untuk diintensifkan," kata Ipuk.
Ipuk mendorong Satgas penanganan Covid-19 di tingkat Kecamatan maupun Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di desa dan kelurahan diaktifkan kembali. Mereka diharapkan bisa memantau aktivis warga yang keluar atau masuk Banyuwangi.
Di samping itu, perempuan berhijab ini juga mengintruksikan agar operator Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk untuk memperketat pengawasan warga. Lebih utamanya terhadap warga yang hendak menyeberang dari Jawa menuju Bali dan sebaliknya. Langkah ini dilakukan supaya Covid-19 varian baru tidak masuk ke wilayahnya.
Menurut Ipuk, peningkatan kewaspadaan itu perlu dilakukan menyusul terdeteksinya kasus positif Covid-19 varian omicron di wilayah Jatim. Apalagi pasien pertama yang terdeteksi terjangkit Covid-19 varian tersebut usai melakukan perjalanan dari Bali. Pasien pertama adalah warga Surabaya yang pulang dari Bali.
Selanjutnya, Ipuk juga mendorong Satgas agar kembali mengintensifkan testing. Salah satunya dengan melakukan tes usap (swab) secara acak terutama di ruang-ruang publik.
Selain itu, Ipuk juga telah memerintahkan penyedia layanan kesehatan untuk terus bersiap mengantisipasi adanya tambahan kasus Covid-19. Hal ini perlu dilakukan, terlebih pakar menyebut tingkat penularan virus omicron lebih tinggi dibanding varian lainnya. "Kita harua antisipasi dari sekarang," kata dia menambahkan dalam pesan pers yang diterima Republika, Rabu (5/1).
Total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi telah mencapai 13.703 orang hingga 4 Januari 2022. Dari jumlah tersebut, 11.999 orang sembuh dan 1.701 orang meninggal. Sementara itu, tiga orang lainnya masih dalam perawatan hingga kini.