Rabu 05 Jan 2022 17:56 WIB

Ekstrak Lengkuas Bisa Basmi Nyamuk Aedes Aegypti

Larutan paling optimal basmi nyamuk dengan konsentrasi 100 mililiter per 1.000 liter.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Ekstrak lengkuas yang dihasilkan kelompok mahasiswa FMIPA UNY.
Foto: Dokumen.
Ekstrak lengkuas yang dihasilkan kelompok mahasiswa FMIPA UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar daerah tropis dan subtropis. DBD disebabkan oleh virus dengue yang masuk dalam peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Selama ini, larva dibasmi menggunakan larvasida seperti Dichloro Diphenyil Trichloroethane (DDT), etilheksanol, temefos, dan berbagai senyawa sintetik lainnya. Yang mana, dalam konsentrasi tinggi dapat membahayakan lingkungan.

Mencari solusi, sekelompok mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) meneliti penggunaan ekstrak rimpang lengkuas sebagai bioreduktor membasmi nyamuk itu. Ada Yasinta Dwi Salsabila dan Mia Luvita Sari dari Prodi Pendidikan Kimia.

Kemudian, Intan Tri Wahyuni dari Prodi Pendidikan Biologi, Intan Damayanti dari Prodi Fisika, dan Mifta Fajarwati dari Prodi Kimia. Yasinta mengatakan, lengkuas merupakan herbal rhizomatous yang kokoh membentuk rumpun mencapai tiga meter.

"Senyawa aktif yang ditemukan di tumbuhan ini ada saponin, terpenoid, fenolat, flavonoid, karbohidrat, alkaloid, glikosida, fitosterol, dan minyak atsiri," kata Yasinta, Rabu (5/1).

Kandungan flavonoid lengkuas memiliki nilai konsentrasi dapat membunuh 50 persen larva Aedes aegypti atau LC 29,8 ppm. Mia menilai, larvasida nabati dari bahan alam yang beracun ke serangga tidak berdampak negatif ke lingkungan dan manusia.

Larvasida alami dapat ditemukan dari tumbuhan mengandung senyawa aktif seperti golongan sianida, saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, steroid, juga minyak atsiri. Larvasida dapat diartikan sebagai golongan dari pestisida. "Yang dapat membunuh serangga belum dewasa atau pembunuh larva," ujar Mia.

Intan menjelaskan, penelitian luring dilakukan di Lab Penelitian III Kimia FMIPA UNY. Itu untuk pembuatan ekstrak, sintesis hijau nanopartikel bimetalik Cu/Ni, pembuatan larvasida, dan karakterisasi nanopartikel bimetalik dengan UV-Vis.

Uji aktivitas larvasida di Lab Parasitologi UGM dan uji PSA di Lab Terpadu FMIPA UNY. Alat yang digunakan ada baskom, nampan, pisau, timbangan, gelas ukur 1.000 mililiter, gelas kimia 1.000 mililiter, panci, kertas saring Whattman nomor satu.

Gelas kimia 2.000 mililiter, erlenmeyer, pengaduk kaca, stirrer, oven, labu ukur 100 mililiter, spatula, botol flacon, corong kaca, pipet ukur, ball pippete, neraca analitik, pipet tetes, thermometer, PSA, dan spektrofotometer UV-Vis.

Bahan yang digunakan ada rimpang lengkuas, akuades, kertas saring Whatman No.1, CuSO₄.5H₂O, dan NiCl₂.6H₂O. Rimpang lengkuas dikupas, dicuci bersih dengan air keran dan dibilas beberapa kali dengan air suling, dipotong kecil dan tipis.

Rimpang lengkuas dijemur di bawah sinar matahari, dikeringkan menggunakan oven. Lengkuas dihaluskan memakai blender. Rimpang lengkuas kering ditimbang 40 gram dan didispersikan di 800 mililiter akuades steril di gelas kimia 1.000 mililiter.

Bahan direbus 80 derajat 20 menit. Saat dingin, disaring kertas saring Whatman. Larutan dibuat tujuh variasi dengan kombinasi campuran. Menurut Intan, larutan paling optimal membasmi nyamuk dengan konsentrasi 100 mililiter per 1.000 liter.

"Dengan ekstrak lengkuas yang mudah dijumpai dan murah bisa membuat larutan itu menjadi nanopartikel dan bisa digunakan sebagai larvasida nyamuk aedes aegypti," kata Intan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement