Rabu 05 Jan 2022 18:50 WIB

Warga Terdampak Erupsi Semeru Peroleh Hunian Tipe 60

Pengerjaan huntara dari proses perizinan hingga peletakan pondasi berjalan cepat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Warga mengambil kayu yang terbawa material vulkanik gunung Semeru di aliran lahar Kaliregoyo dusun Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (23/12/2021). Aliran Lahar Semeru di Kaliregoyo penuh dengan materil abu vulkanik, sehingga aliran air masuk ke jalan Kamarkajang yang menyebabkan meluber ke permukiman.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Warga mengambil kayu yang terbawa material vulkanik gunung Semeru di aliran lahar Kaliregoyo dusun Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (23/12/2021). Aliran Lahar Semeru di Kaliregoyo penuh dengan materil abu vulkanik, sehingga aliran air masuk ke jalan Kamarkajang yang menyebabkan meluber ke permukiman.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau proyek pembangunan hunian untuk warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Rabu (5/1). Khofifah menjelaskan, nantinya masing-masing keluarga akan mendapat bagian tanah kavling dengan ukuran 10x14 meter lengkap dengan bangunan ukuran 10 x 14 meter.

Khofifah menilai, pengerjaan huntara mulai dari proses perizinan hingga peletakan pondasi berjalan sangat cepat. Saat ini, kata Khofifah, proses pembukaan lahan sudah selesei dan pemadatan sudah rampung 41 hektare dari total 81 hektare dengan kondisi siap dibangun.

"Saya sendiri tidak menyangka bahwa ada percepatan yang luar biasa dan penyiapan huntara ini mulai dari proses perizinan dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, land clearing juga sangat cepat hingga sekarang sampai pada proses pemadatan," kata Khofifah.

Sebagai informasi, hunian sementara dan hunian tetap yang akan dibangun merupakan tipe 60. Di mana hunian sementara akan dibangun di bagian belakang tanah kavling dengan luas bangunan ukuran 6 x 4 meter. Sedang hunian tetap akan dibangun di kavling bagian depan dengan ukuran 6 x 6 meter. 

Khofifah menjelaskan, lahan yang akan dipergunakan untuk huntara dan huntap memiliki luas 81 hektar ini berada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Lahan tersebut berkapasitas tampung sebanyak 2.000 rumah lengkap fasum, fasos, serta fasilitas ekonomi.

"Selain itu, ada pula lahan di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, dengan luas 9,4 hektare. Saat ini izinnya diproses pengajuan ulang karena ada pergeseran lokasi," ujarnya.

Khofifah melanjutkan, jika semuanya selesei akan menjadi kampung pintar atau Bumi Semeru Damai. Saat ini juga sedang dibangun akses jalan, saluran air, serta aliran listrik. "Dan yang lebih penting lagi area ini jauh dari aliran lahar dingin maupun awan panas guguran Semeru" kata Khofifah.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengaku, sinergitas yang terjalin antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten berjalan harmonis, sehingga evakuasi dan perbaikan dapat berjalan cepat. "Alhamdulillah upaya-upaya yang kita lakukan untuk masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan cepat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement