Senin 10 Jan 2022 19:47 WIB

Harga Minyak Goreng di Sleman Masih Tinggi

Selain itu, harga gula dan tepung terigu pun ikut naik.

Rep: my42/ Red: Yusuf Assidiq
Penjual minyak goreng di pasar tradisional.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Penjual minyak goreng di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Harga minyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih bertahan tinggi. Seperti di Pasar Condongcatur, Sleman, jika sebelumnya, harga minyak berkisar Rp 13 ribu - 14 ribu per liternya, namun saat ini harga masih di kisaran Rp 18.500 per liter.

Kenaikan harga minyak goreng menyebabkan terjadi kenaikan harga pada berbagai bahan lainnya. Sri Wahyuni (66 tahun), pedagang bahan sembako di Pasar Condongcatur, mengatakan bahwa harga gula dan tepung terigu pun ikut naik.

“Sekarang kalau terigu naiknya sekitar Rp 500 - Rp 700. Gula juga naik per kilonya jadi Rp 12.800. Padahal, biasanya kalau jual di pasar, gula itu Rp 12 ribu per kilogram, tetapi harga belinya saja sudah naik segitu banyaknya,” kata Sri Wahyuni.

Dengan kenaikan harga beli daripada sebelum-sebelumnya, saat ini para pedagang pun mau tidak mau harus menaikkan harga jual di pasar agar mendapatkan keuntungan yang bisa digunakan untuk perputaran uang.

“Sekarang itu semua harganya naik, kalau saya tidak jual lebih tinggi lagi, penghasilan saya tidak naik tapi barang-barang kebutuhan semakin mahal, ya gimana nanti hidupnya”, jelas Sri Wahyuni.

Tidak hanya Sri Wahyuni yang merasakan kenaikan harga saat ini, pedagang lain, yaitu Sri (42 tahun), juga mengatakan kenaikan harga minyak yang berimbas pada harga bahan pokok lainnya sangat merugikan. Ia berharap, harga minyak goreng dapat diturunkan sehingga harga bahan-bahan lain pun dapat berangsur turun kembali.

Selain gula, terigu, dan minyak, para pedagang menyatakan bahwa harga beras juga mulai naik. Kenaikan harga beras saat ini dikarenakan adanya bantuan dari pemerintah berupa PKH (Program Keluarga Harapan).

Sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan adanya kenaikan harga bahan pokok akibat momen Nataru. Bahan pokok yang naik seperti telur dan cabai rawit. Diketahui bahwa harga cabai rawit saat Nataru dapat mencapai Rp 80 ribu - Rp 100 ribu per kilogram.

Menurut Kundarmi, salah seorang pedagang sayur di Pasar Condongcatur, saat ini harga cabai rawit telah turun kembali menjadi sekitar Rp 35 ribu per kg. Ia menambahkan bahwa harga tersebut merupakan penyesuaian dengan harga lelang cabai rawit di Jakarta.

“Kalau cabai rawit itu permintaannya tidak terlalu banyak juga di sini. Tapi, kalau kayak beras dan gula itu kan pokok sekali. Harapannya pemerintah bisa menurunkan harganya kembali menjadi harga semula lagi. Kasian masyarakat kecil,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement