Sabtu 15 Jan 2022 07:01 WIB

'Penguatan Toleransi Harus Jadi Prioritas'

Persoalan intoleransi memang kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat majemuk.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo.
Foto: BPIP
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bertujuan untuk mempersatukan perbedaan dan keragaman suku, ras, agama dan budaya Indonesia, maka sudah sepatutnya masyarakat bangsa Indonesia ini menyadari pentingnya untuk kembali kepada budaya luhur bangsa.

Masyarakat dipandang harus menghargai perbedaan dengan menyudahi perselisihan dan pembenaran akan tindakan ektrimisme demi keutuhan ibu pertiwi. Untuk itu perlu adanya penguatan toleransi dan moderasi beragama bagi masyarakat agar tidak terjadi praktek intoleransi.  

Tokoh Rohaniawan Agama Katolik, Pastor Antonius Benny Susetyo mengungkapkan bahwa di tahun 2022 penguatan toleransi harus menjadi prioritas yang terus digalakkan agar tidak lagi terjadi praktik intoleransi. Yaitu dengan cara membuka musyawarah mufakat, mencari titik temu dan bagaimana memberikan pemahaman agama secara utuh kepada masyarakat demi mewujudkan perdamaian antar sesama umat di negeri ini.

"Ini membantu seseorang untuk mencintai, menghargai dan menerima perbedaan itu sebagai rahmat. Juga memberikan pemahaman bahwa perbedaan keyakinan tidak membuat jarak, namun justru mempersatukan untuk saling menghargai meskipun berbeda," ungkap Antonius Benny Susetyo di Jakarta pekan lalu.

Meskipun menurutnya, persoalan intoleransi memang kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat majemuk juga dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman beragama seseorang yang tidak memaknai agama secara utuh.

"Intoleransi persoalan agama dari masing-masing individu yang memahami agama tidak secara utuh, tetapi harus dilihat bahwa ini adalah fakta yang terjadi di berbagai tempat diseluruh belahan dunia," jelas pria yang akrab disapa Romo Benny ini.

Bahkan dirinya juga mengungkapkan keprihatinannya akan adanya praktik-praktik intoleransi yang salah satunya adalah perenggutan hak untuk beribadah, Ia berharap di tahun 2022 ini bisa menjadi awal baru dimana nilai toleransi sebagai nilai kemanusiaan yang universal dapat tergugah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement