REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Pandemi Covid 19, khususnya di Sleman, memberi dampak ketidakpastian berbagai sektor kehidupan masyarakat, baik untuk ekonomi maupun sosial. Kondisi itu dapat memberikan dampak yang berbuntut panjang jika tidak dihadapi bersama.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menilai, rasa kebersamaan yang tinggi jadi penting hadapi pandemi yang masih berlangsung. Karenanya, penting menjaga sikap solidaritas sosial sesama warga dan sikap saling menolong antar umat beragama.
Ia mengingatkan, pengalaman dua tahun menghadapi pandemi Covid-19 tidak cuma menempa dan menguatkan, tapi harus menyatukan. Menumbuhkan solidaritas sosial, kesetiakawanan sesama warga Sleman, bahkan mementingkan saling tolong menolong.
"Saling mendukung dan memberi manfaat antara sesama warga teladan yang dicontohkan Rasulullah SAW dan patut diterapkan dalam keseharian, terlebih pada kondisi saat ini," kata Danang dalam Haul 25 Kiai Zamruddin di Ponpes Al Falahiyyah, Padukuhan Mlangi, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Senin (17/1).
Danang menerangkan, di tengah kemajemukan masyarakat Sleman selalu ada perbedaan baik pendapat dan pandangan melihat suatu isu. Alim ulama harus mampu membimbing umat agar dapat menyikapi setiap perbedaan dengan cara yang arif dan bijaksana.
Sehingga, perbedaan pendapat itu jangan sampai justru menimbulkan perpecahan, tapi harus dipandang sebagai sesuatu yang wajar. Danang menyebut, kesatuan dan kerukunan warga dapat memberi pengaruh besar dalam penanganan dampak pandemi.
"Sehingga, akan pula berdampak kepada pemulihan perekonomian, sosial serta kesehatan masyarakat," ujar Danang.
Pengasuh Ponpes Al Falahiyyah, Rifki Azis Maksum menilai, pandemi turut memberi dampak bagi banyak aktivitas masyarakat. Salah satunya kegiatan keagamaan yang sebelumnya rutin diselenggarakan, suka tidak suka, harus dihentikan sementara.
"Berharap kegiatan ini dapat menjadi momen refleksi bagi muslim dan muslimah, sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama, negara dan bangsa," kata Rifki.
Terpisah, Danang turut membuka pementasan seni tari kuda lumping Turonggo Sakti Padukuhan Murangan VII, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman. Ia menyampaikan apresiasinya kepada karang taruna yang telah melestarikan tari kuda lumping.
Apalagi, sebelumnya kegiatan itu sempat terhenti karena ada kebijakan-kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat demi mencegah penyebaran Covid-19. Ia menilai, pementasan seni tari itu jadi salah satu usaha melestarikan budaya di Sleman.
Danang turut mengimbau masyarakat terus memperhatikan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ia menekankan, dengan disiplin menjaga dan menerapkan protokol kesehatan, membantu kegiatan lancar terlaksana dan mencegah penularan Covid-19.
Menurut Danang, semangat pelaku seni dan seluruh elemen yang ikut andil dalam melestarikannya patut mendapatkan dukungan. Terlebih, semangat tersebut tidak surut setelah dua tahun lebih pementasan kesenian terhenti akibat Covid-19.
"Keberadaan kelompok kesenian suatu daerah tidak hanya bisa melestarikan budaya, tapi jadi wadah guyub dan kerukunan sesama warga, sehingga tercipta masyarakat yang memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang tinggi," ujar Danang.