REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Penambahan kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo, Jawa Tengah, tercatat hampir nol kasus dalam dua pekan terakhir. Hanya satu tambahan kasus yang tercatat pada Selasa (11/1). Kemudian, pada Ahad (16/1) dan Senin (17/1) tercatat penambahan kasus baru meski jumlahnya masih hitungan jari.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Solo, tambahan kasus baru pada Senin hanya satu orang, sedangkan sehari sebelumnya hanya bertambah dua orang. Penambahan kasus tersebut terjadi setelah dua pekan usai periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, secara langsung penambahan kasus tersebut tidak bisa dikatakan dampak dari periode libur Nataru. Namun, segala kemungkinan masih bisa terjadi. "Belum tentu (dampak Nataru). Ini kan sudah hari ke-17 juga," kata Siti kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (17/1).
Menurutnya, kedua pasien berdasarkan data Ahad tersebut tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri maupun luar kota dalam kurun waktu dua pekan terakhir. Keduanya terkonfirmasi Covid-19 dari hasil screening dan suspek. Meski sudah divaksin, dua orang itu menjalani perawatan di rumah sakit.
"Riwayatnya sudah vaksin. Satu karena screening, satu karena suspek, mondok di rumah sakit. Tidak ada riwayat bepergian. Mungkin akan bepergian kan masuknya screening," terang Siti.
Terkait varian baru Covid-19 jenis Omicron, Siti menyatakan Solo sudah mengirim sampel whole genome sequencing (WGS). Namun, yang mengirim rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 tersebut. "Ngirim sampel. Tapi yang ngirim rumah sakit," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, siap tidak siap pemerintah kota (pemkot) harus mengantisipasi penyebaran varian baru Omicron dan gelombang-gelombang berikutnya. Dia menyebut, pemkot sudah melakukan antisipasi lonjakan kasus Covid-19 termasuk varian Omicron.
"Vaksinasi kan sudah tinggi. Kita sudah punya oksigen konsentrator, generator isothank sudah siap. Tenang saja. Tenaga kesehatan juga sudah divaksin booster. Kasus kita rendah sekali kok," jelas Gibran kepada wartawan.
Menurutnya, melihat penambahan kasus harian, berdasarkan rapat koordinasi penanganan Covid-19, Kota Solo sudah termasuk level 1 untuk aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, untuk wilayah aglomerasi Solo Raya masih di level 2.
"Tadi kalau ngikuti rapat, Solo sudah level 1, bukan Solo Raya. Aglomerasinnya jadi level 2. Padahal kita sudah baik sekali," ujarnya.