Ahad 23 Jan 2022 15:57 WIB

UGM Gelar KKN Kolaborasi Perdana di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin

Mahasiswa menemukan permasalahan di bidang pariwisata, pendidikan, dan lingkungan.

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UGM dan UIN Raden Fatah melaksanakan program KKN kolaboratif di Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.
Foto: Fernan Rahadi
Mahasiswa UGM dan UIN Raden Fatah melaksanakan program KKN kolaboratif di Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUASIN -- Untuk pertama kalinya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaborasi. Pada KKN kolaborasi perdana yang digelar di Desa Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan ini,  UGM menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang.

"Terima kasih kepada Bupati Banyuasin atas penerimaan anak-anak kami. Bahwasanya UGM sejak dulu sudah melaksanakan KKN, namun mulai tahun ini tidak melakukan sendirian. Harapannya dengan kolaborasi dengan perguruan tinggi setempat akan menambah banyak pengetahuan para mahasiswa dan mereka akan lebih fokus dalam membuat program-program karena mahasiswa universitas setempat lebih memahami persoalan yang ada di masyarakat," ujar Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, saat berkunjung ke Desa Sungsang, Banyuasin, Ahad (23/1).

Dalam KKN yang telah berlangsung selama satu bulan tersebut, para mahasiswa menemukan sejumlah permasalahan di sejumlah bidang seperti pariwisata, pendidikan, dan lingkungan. Koordinator Mahasiswa Klaster Agro KKN PPM UGM, Rizki Syarah mengatakan, salah satu permasalahan yang cukup krusial adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan.  

Pihaknya pun cukup kesulitan menyosialisasikan mengenai kebersihan lingkungan ini mengingat telah menjadi mindset masyarakat setempat bahwa sampah yang dibuang ke sungai akan hilang dengan sendirinya setelah mengalir ke lautan.

 

Bahkan tong-tong sampah yang ada di  malah dipakai sebagai alat penadah hujan. "Masyarakat di sini masih terlalu apatis melihat persoalan sampah," ujar Rizki kepada wartawan.

Selain itu, timnya juga melihat sejumlah persoalan lain di bidang pariwisata seperti kurangnya pengemasan yang baik pada paket wisata kampung nelayan di Sungsang. Selain itu, kuliner khas Sungsang yaitu pempek udang juga kurang dikemas dengan baik.

"Oleh karena itu dalam waktu dekat kami akan mengadakan Festival Pesona Sungsang. Tujuannya selain mengenalkan pariwisata dan kuliner khas Sungsang, juga untuk mengenalkan kebudayaan Sungsang yang dirawat dengan sangat baik di sini," katanya.

Bupati Banyuasin, Askolani Jasi, mengucapkan terima kasih kepada UGM yang telah menitipkan para mahasiswanya di wilayahnya. Ia berharap kerja sama seperti ini terus berlanjut. "Kami siap memberikan bimbingan kepada mahasiswa sehingga apa yang menjadi kebutuhan mereka terpenuhi dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat," tegas Askolani.

Rektor UIN Raden Fatah, Nyayu Khodijah mengatakan, KKN kolaborasi tersebut juga merupakan yang pertama dilakukan kampusnya. Selain karena melihat sumber daya alam Banyuasin yang luar biasa, KKN kolaborasi tersebut juga berhasil terlaksana atas dorongan dari UGM dan Pemkab Banyuasin.

"Jika biasanya KKN yang kami lakukan menekankan pada aspek sosial keagamaan, pada KKN kali ini tercipta program riil berupa Rumah Energi," kata Nyayu. Dalam kunjungan ke Desa Sungsang kemarin, Rektor UGM dan jajarannya juga ditemani oleh Ketua Alumni PP Kagama yang sekaligus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement