Jumat 04 Feb 2022 09:46 WIB

Petani Diminta Waspadai Ancaman Hama Akibat Perubahan Iklim

Hama yang berpotensi mengancam petani padi salah satunya wereng.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi)
Foto: dokpri
Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo meminta para petani mewaspadai ancaman hama akibat perubahan iklim menjelang musim tanam April-September 2022. Di mana hama tersebut disebutnya dapat mengakibatkan gagal panen. Maka dari itu, kata dia, pengendalian harus dilakukan lebih awal sebagai langkah antisipatif.

"Perlu menjadi catatan bahwa pengendalian hama dan penyakit memegang peranan penting dalam menjaga kualitas dan produktivitas produk pertanian agar mendapat hasil yang maksimal," kata Dwi, Jumat (4/2).

Dwi mengatakan, Petrokimia selaku anggota holding Pupuk Indonesia mengajak petani untuk melakukan gerakan pengendalian hama, dengan bersama-sama mengawal sekitar 13.099 Hektare (Ha) lahan pertanian di seluruh Indonesia. Pupuk Indonesia, kata dia, tidak hanya mampu menyediakan pupuk berkualitas bagi petani, tapi juga memiliki solusi untuk pengendalian hama.

Dwi menjelaskan, hama yang berpotensi mengancam petani padi salah satunya wereng. Kemudian hama penggulung daun, penggerek batang, walang sangit, dan penyakit blast. Sedangkan hama yang mengancam para petani jagung yang patut menjadi perhatian adalah ulat FAW, gulma penting, dan busuk batang.

"Selain itu, hama perlu diwaspadai pada tanaman hortikultura adalah ulat tanah, ulat grayak, Kutu-kutuan, lalat buah, busuk daun, serta layu bakteri," ujarnya.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menambahkan, pihaknya juga meningkatkan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi melalui penerapan sistem dan aplikasi digital menjelang musim tanam. Aplikasi digital yang disiapkan memang dirancang untuk memperkuat pengawasan di seluruh jaringan distribusi yang menjadi tanggung jawab Petrokimia Gresik.

"Kami ingin memastikan proses distribusi di seluruh lini yang menjadi tanggung jawab kami bisa berjalan dengan baik dan sesuai prosedur," kata Digna.

Ia memastikan, pengawasan dilakukan mulai dari pabrik (Lini I). Kemudian dilanjutkan ke gudang di tingkat Provinsi (Lini II), selanjutnya ke gudang di tingkat Kabupaten (Lini III), kemudian diteruskan ke gudang distributor di tingkat kecamatan, hingga distributor mengirimkan ke kios-kios resmi di tingkat desa (Lini IV). 

Digna menegaskan, Petrokimia Gresik tidak akan segan menindak distributor apabila terbukti melakukan pelanggaran dalam penyaluran pupuk bersubsidi sesuai rekomendasi KP3 dan dinas setempat. Digna mengingatkan, pihaknya memiliki tim pengawasan penyaluran sampai dengan penggunaan pupuk bersubsidi di setiap daerah, yakni Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3).

"Ini terdiri dari unsur-unsur dinas terkait dan aparat penegak hukum. KP3 ini mempunyai hak merekomendasikan pencabutan ijin distributor melalui dinas daerah yang membawahi perdagangan apabila terbukti melakukan penyimpangan penyaluran pupuk bersubsidi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement