Jumat 04 Feb 2022 10:13 WIB

Cilacap Catat Inflasi 0,66 persen pada Januari 2022

Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 2,28 persen (yoy).

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Cilacap tercatat mengalami inflasi pada Januari 2022, yaitu sebesar 0,66 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 2,28 persen (yoy). Secara umum, Cilacap mengalami inflasi bulanan yang lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Tengah dan Nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,43 persen (mtm) dan 0,56 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rony Hartawan menjelaskan, inflasi bersumber dari peningkatan harga pada seluruh kelompok dengan andil terbesar bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,56 persen mtm).

"Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah beras, daging ayam ras, rokok putih, jeruk, dan tomat," ujar Rony Hartawan dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (3/2).

Ditinjau berdasarkan komoditasnya, beras, daging ayam ras, rokok putih, jeruk dan tomat menjadi 5 (lima) komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada periode laporan. 

Sementara itu, koreksi harga cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, kacang panjang dan cabai hijau menjadi komoditas utama yang menahan terjadinya tekanan inflasi yang lebih tinggi.

Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 2,28 persen (yoy) pada bulan Januari 2022. Capaian inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi Januari tahun 2019 s.d 2021 yang sebesar 1,64 persen (yoy) dan berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional 2022 sebesar 3±1 persen (yoy).

Rony menambahkan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya sebesar 3±1 persen (yoy) pada 2022. Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri (imported inflation).

"Dalam hal ini koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok," kata Rony.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement