REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terus melakukan kesiapsiagaan ke seluruh elemen yang mereka miliki mengantisipasi varian Omicron. Terutama, usai kasus terkonfirmasi positif terus meningkat signifikan selama awal 2022.
Kasus terkonfirmasi positif sendiri di Indonesia masih terus melonjak dengan 27.197 kasus baru per 3 Februari 2022. Tambahan kasus tersebut membuat total positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.414.483, dengan 115.275 kasus aktif.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, penyebaran Covid-19 varian Omicron bisa dihadapi jika semua elemen tetap seksama dan waspada. Hal itu perlu terus dilakukan seluruh warga bangsa dan kelompok masyarakat di Indonesia. "Jaga protokol kesehatan dan jangan lengah, insya Allah kita bisa mengatasinya," kata Haedar, Jumat (4/2).
Pemerintah memperkirakan peningkatan masa krisis akan terjadi mulai dari pertengahan sampai akhir Februari 2022. Haedar berharap, semua bisa lebih hati-hati, lebih seksama, bila perlu puasa dari berbagai kegiatan yang bisa ditunda.
Ia menekankan, baik Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) maupun Majelis Dikdasmen terus mengawal. Dalam 1-2 pekan ini, sekolah-sekolah yang dimiliki Muhammadiyah ditinjau ulang untuk melihat langsung situasi dan kondisi terkini. "Supaya kita sedikit mundur ke belakang, tapi bisa lebih aman ke depan," ujar Haedar.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Dr Agus Samsudin menambahkan, mereka siap melakukan peningkatan kapasitas layanan Rumah Sakit Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (RSMA). Peningkatan dilakukan di lebih dari 89 RSMA seluruh Indonesia.
"Kami akan meningkatkan kapasitas rumah sakit seperti tahun lalu kita ada 3.000 bed, bila terjadi, tapi insya Allah tidak. Tapi, jika terjadi gelombang ketiga, kita sudah mempersiapkan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah," kata Agus.
Selain RSMA, PP Muhammadiyah turut menyiagakan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dan sekolah-sekolah yang dimiliki. Termasuk, gencar melaksanakan vaksinasi tahap ketiga (booster) untuk civitas akademika maupun masyarakat umum.
Tidak cuma menerjunkan tenaga bantuan untuk pelaksanaan vaksinasi, dikoordinasi MCCC mereka sudah pula mengaktifkan kembali shelter-shelter untuk isolasi. Ini sebagai antisipasi cepat jika kasus Covid-19 memang terus meningkat signifikan.