Jumat 04 Feb 2022 17:25 WIB

Belasan Siswa Terpapar, Sekolah di Bantul Hentikan PTM

Setidaknya sudah ditemukan 17 siswa yang positif Covid-19 di SMAN 2 Bantul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang ditemukan pada saat pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung di DIY terus bertambah. Belasan siswa di SMA Negeri 2 Kabupaten Bantul ditemukan positif Covid-19, setelah sebelumnya juga muncul klaster sekolah di Kabupaten Sleman.

Kepala Balai Pendidikan Menengah (Balai Dikmen) Kabupaten Bantul, Ismunardi mengatakan, setidaknya sudah ditemukan 17 siswa yang positif Covid-19 di SMAN 2 Bantul. Kegiatan PTM yang semula dilakukan 100 persen pun dihentikan di sekolah tersebut.

Hal ini dilakukan agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas di lingkungan sekolah. Pasalnya, sebagian besar kasus positif yang ditemukan di sekolah tersebut tidak mengalami gejala, dan hanya beberapa yang mengalami gejala ringan.

Hingga saat ini, tracing (pelacakan) pun masih terus dilakukan kepada siswa lainnya maupun guru yang memiliki kontak dengan kasus positif. Dimungkinkan, kasus Covid-19 masih dapat terus bertambah.

"Sementara (sekolah) ditutup, sampai dengan hari (kapan ditutup) menunggu kebijakan lebih lanjut karena kita masih dalam proses, kan ada tracing," kata Ismunardi.

Tracing lanjutan sudah dilakukan pada Rabu (2/2) kemarin terhadap beberapa siswa dan guru yang memiliki kontak erat dengan kasus positif. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil tracing yang dilakukan oleh puskesmas setempat.  

Menyusul ditemukannya belasan kasus positif ini selama PTM berlangsung, pihaknya juga sudah menjalankan kebijakan untuk menurunkan kapasitas PTM di sekolah yang ada di Bantul. Namun, kata Ismunardi, ada beberapa sekolah yang masih menerapkan PTM 100 persen.

"Kita PTM 50 persen sekarang, kalau anaknya (dalam satu kelas) hanya tujuh orang ya masuk semua (jadi 100 persen). Tapi kalau siswanya di atas 200 orang, memang (diterapkan PTM) 50 persen," jelasnya.

Ismunardi pun meminta agar sekolah mengawasi dengan ketat pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) selama PTM berlangsung. Jika ada siswa maupun tenaga didik yang terindikasi gejala Covid-19, katanya, diminta untuk tidak datang ke sekolah dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Kalau ada hal-hal yang mencurigakan (ada gejala Covid-19) dari anak-anak, guru dan karyawan, segera komunikasi dengan satgas setempat," ujar Ismunardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement