REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga akhirnya juga mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di daerahnya. Langkah ini dilakukan menyusul ditemukannya sejumlah kasus Covid-19 di sejumlah sekolah yang ada di daerah ini.
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto yang dikonfirmasi tidak membantah terkait terungkapnya sejumlah kasus Covid-19 di sejumlah sekolah yang ada di daerahnya, hingga kebijakan untuk mengevaluasi pelaksanaan PTM harus dikeluarkan.
“Ada kasus Covid-19 yang ditemukan di sekolah, sehingga kegiatan PTM di sekolah tesebut untuk sementara waktu dihentikan dan selama sepekan sekolah ditutup untuk berbagai Kegiatan,” jelasnya, di Salatiga, Ahad (6/2).
Menurutnya, telah ditemukan kasus aktif Covid-19 pada seorang pengajar (guru) di salah satu SMP swasta. Selain itu juga ditemukan kasus Covid-19 pada dua peserta didik dari dua SMP Negeri.
Selain itu, kasus Covid-19 juga ditemukan pada seorang guru di SD negeri serta seorang peserta didik di salah satu sekolah internasional di Kota Salatiga.
Atas pertimbangan tersebut, lanjut Yuliyanto, selama sepekan ke depan, layanan pendidikan di sekolah yang bersangkutan akan dilaksanakan dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui cara daring dan siswa mengikuti proses belajar dari rumah.
Selanjutnya ada evaluasi pelaksanaan layanan pendidikan tersebut pada pekan berikutnya. “Upaya tracing dan skrining di sekolah juga akan dilakukan guna mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 tersebut,” tegasnya.
Masih terkit dengan kondisi terkini kasus Covid-19 di daerahnya, wali kota juga menyampaikan, telah dilakukan koordinasi dengan OPD terkait untuk penyelengaraan pembelajaran dan layanan pendidikan di Kota Salatiga.
Dari koordinasi tersebut telah diambil kebijakan PTM terbatas bakal kembali dilakukan di daerahnya dengan pembatasan 50 persen jumlah peserta didik setiap hari (tanpa shift) dan 50 persen peserta didik mengikuti PJJ.
Selain itu durasi belajar tiga jam efektif untuk pelaksanaan PTM terbatas di sekolah. Langkah ini dilakukan agar layana pendidikan tetap berjalan dengan mengedepankan prinsip kehati- hatian guna meminimalisir risiko penularan Covid-19 di lingkungan belajar.
Terkait dengan lonjakan kasus aktif Covid-19 di daerahnya, Yuliyanto juga menyampaikan, sampai dengan Ahad ini masih terus berlanjut.
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Salatiga, sampai dengan Ahad ini ada penambahan Sembilan kasus baru. Sehingga, total saat ini ada 28 pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan dan treatmen.
Yuliyanto meminta kepada warga yang terpapar Covid-19, secara ketat dan disiplin melaksanakan isolasi mandiri (isoman).
Langkah- langkah tracing juga sudah dilakukan oleh petugas Dinkes Kota Salatiga serta petugas Puskesmas di lingkungan tempat tinggal pasien yang positif terpapar Covid-19.
Meski masih mengalami lonjakan kasus Covid-19, lanjut Wali Kota Selatiga, hingga hari ini belum ditemukan adanya kasus yang terkonfimasi varian Omicron.
Sementara untuk mengantisipasi lonjakan kasus aktif ini, Pemkot Salatiga juga telah menyiagakan ruang isolasi di rumah sakit maupun sejumlah tempat isolasi terpusat (isoter) di Kota Salatiga.
“Sewaktu- waktu dibutuhkan sarana dan prasarananya sudah siap hingg bisa ditempati. “tetapi sejauh ini masih bisa diupayakan dengan isolasi mandiri, kecuali untuk pasien yang bergejala dan harus membutuhkan penanganan rumah sakit,” tandasnya.