REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengimbau warga untuk mewaspadai potensi bencana angin kencang. Hal ini menyusul peningkatan curah hujan di wilayah setempat dalam beberapa hari terakhir.
"Warga daerah kita agar mewaspadai potensi bencana angin kencang, karena pada Jumat (4/2/2022) kemarin juga telah terjadi bencana angin kencang di Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja yang telah merusak 32 atap bangunan rumah," katanya di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (7/2/2022).
Bupati mengatakan, pihaknya telah meninjau secara langsung rumah-rumah warga yang terdampak sekaligus mendistribusikan bantuan dalam bentuk material dan juga kebutuhan pokok.
Bupati juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bergotong-royong melakukan perbaikan pada rumah warga yang terdampak bencana.
Selain itu, dia juga mengimbau warga untuk tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan menyusul peningkatan curah hujan yang dikhawatirkan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, dan juga longsor.
"Ketika ada kejadian-kejadian di wilayah segera berkoordinasi dengan Pemkab melalui BPBD termasuk TNI-Polri agar dapat segera ditindaklanjuti," ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Umar Fauzi, juga meminta warga untuk mewaspadai potensi bencana angin kencang dan berperan aktif melakukan upaya mitigasi seperti memangkas cabang-cabang pohon yang rawan patah atau tumbang.
"Dampak angin kencang ini pada umumnya mengakibatkan atap bangunan rumah mengalami kerusakan dan sebagian kecil ada juga yang mengalami kerusakan dinding," katanya.
Sementara itu, Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) juga kembali mengingatkan pentingnya meningkatkan kewaspadaan saat musim hujan.
Kepala BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengajak masyarakat untuk tidak panik namun perlu tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.
"Waspada bila terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama yaitu di atas 30 menit karena dikhawatirkan dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi," kata dia.
Berdasarkan prakiraan BMKG, peningkatan intensitas curah hujan di sebagian wilayah di Jawa Tengah berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan.