REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelontorkan sekitar Rp 8 miliar dana Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM). Penyediaan besaran dana ini ditujukan demi memastikan kelulusan mahasiswa dan menyiapkan para lulusan yang mandiri.
Ketua Tim Taskforce PKKM UMM, Prof Sujono menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan beragam program di empat program studi (prodi). Keempatnya telah menjadi wadah bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan talentanya. "Khususnya dalam menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan," jelasnya.
Menurut Sujono, empat prodi yang mendapatkan dana telah melangsungkan sederet aktivitas menarik. Bahkan masing-masing telah menggelar 21 hingga 23 program pada setahun belakangan. Ia juga bersyukur hampir semua dana terserap dan diimplementasikan melalui program-program yang terlaksana dengan baik.
Ia menilai program yang sudah dilaksanakan memiliki manfaat yang besar dalam pengembangan delapan indikator kinerja utama (IKU). Begitupun dengan penguatan kemampuan mahasiswa yang berdampak luar biasa terhadap IKU satu dan dua.
Yakni, lulusan mendapatkan pekerjaan layak serta kesempatan mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. “Misalnya saja yang dilangsungkan oleh Prodi Teknologi Pangan. Mereka telah melaksanakan magang industri bersertifikat, workshop persiapan kerja, sertifikasi kompetensi, pendampingan kewirausahaan dan belasan kegiatan lain,” jelasnya, Senin (7/2/2022).
Adapun dana yang berjumlah lebih delapan miliar tersebut berhasil diperoleh UMM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek RI) melalui PKKM. Kampus Putih juga menjadi sepuluh besar PTN-PTS penerima dana PKKM dan sudah menggunakan dana untuk meningkatkan kualitas dan relevansi program sarjana.
Selanjutnya, Sujono juga mendorong semua prodi di UMM untuk terus menambah kemitraan dengan berbagai perusahaan. Selain itu juga mendorong lahirnya Centre of Excellence (CoE) baru serta membentuk program sertifikasi industri.
Tidak hanya diperuntukkan untuk pihak internal tapi juga eksternal. Kemudian, ia juga berharap seluruh prodi dapat senantiasa berusaha untuk menggapai akreditasi internasional di masa depan.
Sementara itu, Rektor UMM Fauzan menuturkan, Kampus Putih pada dasarnya sudah mendesain konsep kampus merdeka sejak lama, yakni pada 2000an. Sebab itu, dia mendorong terbentuknya program-program terobosan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan keterserapan mahasiswa di industri dan dunia kerja (Iduka).
Menurutnya, UMM secara substansial sudah siap menjalankan Kampus Merdeka dengan baik. Dalam mengembangkan pendidikan, UMM menyasar pada dua hal yakni peningkatan kompetensi akademik mahasiswa dan kompetensi leadership.
UMM juga senantiasa membekali keahlian bermanfaat bagi mahasiswa melalui CoE berbasis program studi yang kini sudah mencapai 23. Beberapa di antaranya kelas profesional unggas, ruminansia, rumput laut, udang, essential oil, anggrek, welding inspector, dan lainnya.
"Semoga upaya kami ini dapat memberikan dampak signifikan bagi mahasiswa, lulusan, serta masyarakat secara umum,” ujarnya.