Jumat 11 Feb 2022 17:42 WIB

Gubernur Jatim Tekankan Penguatan PPKM Mikro

PPKM mikro terbukti mampu meminimalisir penyebaran kasus.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan penguatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro sering terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di wilayah setempat. Khofifah berpendapat, PPKM mikro menjadi bagian penting dalam mengantisipasi lonjakan kasus, dimana filterasi harus dilakukan dari lini terbawah. 

Khofifah melanjutkan, saat meledaknya kasus Covid-19 varian Delta, PPKM mikro terbukti mampu meminimalisir penyebaran kasus. Maka dari itu pihaknya akan menguatkan lagi penerapan PPKM mikro dengan melibatkan sebanyak mungkin relawan di seluruh kabupaten/ kota di Jatim.

"Semoga ikhtiar kita ini segera memperlihatkan hasil yang baik," kata Khofifah, Jumat (11/2). 

Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim bersama Pemkab/ Pemkot tengah melakukan penguatan tempat isolasi terpusat (isoter) untuk pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Reaktivasi isoter di Jatim, kata dia, merupakan bagian dari ikhtiar dalam kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19 varian apa saja.

"Jadi masyarakat tanpa gejala atau gejala ringan bisa berobat ke sini. Biarkan rumah sakit-rumah sakit fokus pada penanganan gejala sedang ke berat," ujarnya.

Khofifah menjelaskan, untuk tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 Jatim sendiri cenderung masih rendah. Dimana berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, per 10 Februari 2022, keterisian BOR ICU baru 14 persen. Kemudian, BOR Isolasi RS mencapai 17 persen, BOR RS Darurat 0,9 persen, dan BOR Isoter 17 persen.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement