Ahad 13 Feb 2022 10:50 WIB

Rayakan Hari Pers, PWI dan Bupati Banyumas Tanam Kantong Semar

Tanaman ini masuk kategori dilindungi, sehingga perlu ada pelestarian.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan penanaman pohon kantong semar dalam rangka Hari Pers Nasional di wilayah Banyumas.
Foto: Dokumen
Kegiatan penanaman pohon kantong semar dalam rangka Hari Pers Nasional di wilayah Banyumas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas Achmad Husein akan membantu pelestarian tumbuhan endemik Gunung Slamet, kantong semar (Nephentes adrianii) dengan menjadikan tumbuhan tersebut koleksi di Taman Botani Baturraden.

“Di Lokawisata Baturraden tengah dibangun Taman Botani. Nantinya, tanaman kantong semar bisa dikembangkan disana," ujar bupati dalam acara penanamanan kantong semar (Nephentes adrianii) yang diselenggarakan PWI Banyumas bersama dengan Mahupa, mahasiswa pecinta alam Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma (Unwiku) Purwokerto, Jawa Tengah.

Acara penanaman tanaman endemik itu merupakan rangkaian dari peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di wilayah Kabupaten Banyumas yang berlangsung selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu (11-12/2/2022) di Baturraden Adventure Forest (BAF).

"Kalau perlu ada tanaman khusus kantong semar, sehingga para pengunjung tahu juga bahwa di Gunung Slamet ada tanaman endemik kantong semar," tambah Bupati.

Pegiat konservasi kantong semar dari Mahupa Unwiku, Rizki Nurzamali, mengatakan status Nephentes adrianii masuk dalam kategori langka. Status kelangkaan species Nepenthes adrianii termasuk dalam Convention on International Trade of Endangered Species (CITES) terdapat apendiks I dan II yaitu tanaman ini tergolong hampir punah dan langka.

"Tanaman ini masuk dalam kategori dilindungi, sehingga perlu ada pelestarian. Apalagi untuk spesies ini di alam hanya tersisa sekitar 2.600 saja, kebanyakan di lereng Gunung Slamet," jelas Rizki.

Menurutnya, ancaman terbesarnya adalah dicuri oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, jenis kantong semar ini juga banyak diperjualbelikan di marketplace dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per tanaman. Atas kondisi seperti inilah, Mahupa difasilitasi BAF membuat tempat pengembangbiakan  kantong semar.

"Kami melakukan perbanyakan dan dari sekitar 300 tanaman, ada 50-an tanaman yang mati. Selebihnya, jika sudah cukup besar, kami kembalikan ke alam. Seperti yang dilakukan hari ini (Sabtu)," ujarnya.

Ketua PWI Banyumas Lilik Darmawan mengatakan pihaknya mendukung penuh upaya konservasi yang dilakukan oleh Mahupa. Salah satu bentuk dukungan PWI adalah mengajak stakeholders yang ada di Banyumas untuk melakukan penanaman.

"Pak Bupati, wakil bupati, ketua DPRD, kepala Perwakilan BI Purwokerto, bersama pejabat lainnya ikut melakukan penanaman. Ini penting, supaya pemerintah nantinya juga ikut andil dalam melestarikan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di Gunung Slamet,” kata dia.

Dengan melestarikan kantong semar, maka akan menjaga juga lingkungan yang ada di lereng Gunung Slamet. Sementara Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan juga menyambut baik kerja sama antara PWI, pecinta alam, pemkab, dan semua pihak yang ikut serta dalam melestarikan dan mengonservasi kantong semar.

Kepala Perwakilan BI Purwokerto Rony Hartawan mengatakan ekonomi hijau akan berjalan seiring dengan pelestarian alam. Oleh karena itu, maka penting untuk terus menjaga lingkungan.

"Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga ekosistem lingkungan sekaligus mengurangi dampak pemanasan global," kata Kepala BI Purwokerto.

Sebelum penanaman kantong semar, PWI menggelar Diskusi Konservasi di Gunung Slamet pada Jumat malam. Acara juga didukung penuh oleh Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), Kantor BI Purwokerto, BAF, dan lainnya.

Adapun pada Sabtu pagi, bersama dengan Bupati Banyumas Achmad Husein, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Rony Hartawan, serta pejabat lainnya. Mereka ikut menanam Nephentes adrianii di lereng Gunung Slamet selatan kawasan BAF.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement