REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Alim ulama selama ini menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga bangsa dari infiltrasi kelompok yang kerap menggunakan sentimen agama untuk melancarkan niat politiknya dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Untuk itu perlu adanya penguatan peran dari para ulama, yang mana salah satunya dengan membekali umat dan santri-santrinya konsep hubbul wathan minal iman dan menampakkan wajah Islam yang rahmatan lil alamin.
"Tentunya kita berharap bagaimana hubul wathan minal iman ini dapat menjadi karakter bangsa Indonesia. Untuk itu kita mohon dukungan dari para Kiai semuanya agar jangan sampai agama Islam ini dibajak oleh kepentingan teroris demi syahwat politik," ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar, pada acara Silaturahmi Kebangsaan dengan para ulama yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur. Silaturahmi yang dihadiri tidak kurang sekitar 50 pimpinan pesantren tersebut digelar di Pondok Pesanten Al Ikhlas, Kec. Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (16/2/2022).
Dalam kesempatan tersebut Kepala BNPT menjelaskan betapa berbahayanya penyebaran paham radikalisme yang menginfiltrasi kepada para generasi muda melalui narasi agama, terlebih Indonesia ini merupakan negara muslim besar di dunia.
"Keterpaparan radikalisme ini, karena masuk melalui narasi agama. Jadi tidak kasat narasi itu telah mempengaruhi alam pikiran umat kita. Kelompok ini menganggap Indonesia ini sudah sangat subur yang didominasi oleh mayoritas umat muslim," katanya.
Perwira tinggi yang pernah menjabat Waka Lemdiklat Polri ini mengungkapkan, silaturahmi ini dalam rangka berdialog terutama berkaitan dengan program-program pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme khusunya dengan alim ulama dan pipinan pondok pesantren di Jawa Timur.
"Tadi kita juga menerima masukan kerja sama terutama dalam meningkatkan kecintaan kepada tanah air. Ini agar jangan sampai para peserta didik kita, masyarakat kita, kemudian terpapar (radikalisme)," kata Kepala BNPT.
Pasalnya, pola gerakan kelompok radikalisme dan terorisme dewasa ini telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Salah satunya adalah dengan melakukan infiltrasi kepada institusi Pendidikan dan menyasar kepada anak didik sebagai generasi muda, salah satunya melalui lingkungan Pondok Pesantren.
"Kelompok ini kemudian menyalahgunakan tempat pendidikan yang ada untuk kepentingan politik mereka. Maka saya katakan bukan pondok pesantrennya, tapi oknum yang memanfaatkan pondok pesantren itu untuk kepentingan mereka," kata mantan Kapolda Papua ini.
Oleh karenanya, Kepala BNPT berharap ulama dan para pimpinan pondok pesantren dapat memberikan penguatan dan proteksi kepada para santri dan santriwati, dari berbagai kesempatan yang berpotensi terpapar paham radikal terorisme. Yang mana salah satunya adalah melalui kegiatan yang mendorong semangat cinta tanah air.
"Jadi perlu terus untuk kita gaungkan bersama bagaimana di kalangan pondok pesantren para alim ulama dan santri ini juga ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan untuk membangun semangat cinta kepada tanah air," ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.