REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Prodi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan langkah konkret untuk menginisiasi pusat keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Melalui lokakarya dan Memorandum of Understanding (MoU), Prodi Teknik Elektro membangun kerja sama dengan sederet perusahaan yakni PT Alfan Mechatronics Innovation, PT Etrama Nusa Energi, dan PT Zaada Bana Engineering, beberapa waktu lalu.
Dekan Fakultas Teknik UMM, Prof Ilyas Masudin mengatakan, pengembangan kurikulum kini harus mengacu pada kebutuhan industri. Hal ini terutama dalam rangka mengimbangi kebutuhan pendidikan di era industri 4.0.
Sebab itu, perluasan kerja sama dengan stakeholder lainnya perlu dilakukan agar kurikulum bisa disesuaikan. "Dengan begitu, para mahasiswa dan lulusan bisa dibekali dengan berbagai kemampuan dan skill bermanfaat untuk menjadi pribadi yang mandiri,” ungkap Ilyas.
CEO PT Zaada Bana Engineering, Ivan Ahsanul Insan mengatakan, pada dasarnya kurikulum yang dimiliki oleh Prodi Teknik Elektro UMM sudah mencukupi. Namun perlu ada beberapa tambahan di bidang bidang wirausaha, sales engineering, dan pengembangan keahlian nonteknis.
Tiga hal ini dirasa mampu menjembatani bidang managemenet project, time scheduling, WBS, project schedule, dan pembuatan proposal. Tiga hal tersebut perlu dikembangkan mengingat derasnya permintaan pasar saat ini. Oleh karenanya, dia berharap langkah ini mampu mencetak talenta-talenta baru dalam bidang energi khususnya PLTS.
Hal tidak jauh berbeda disampaikan Technical Direktor PT Etrama Nusa Energi, Yongki Adi Pratama. Ia mengatakan, pendidikan semestinya mampu melahirkan tenaga kerja siap pakai. Oleh karena itu, diperlukan langkah yang sangat rasional untuk meningkatkan efektivitas ekonomi serta wirausaha dalam satu wadah.
Di samping itu, manajemen dan kesehatan serta keselamatan kerja (K3) kelistrikan sudah sangat relevan untuk diganti menjadi sistem interkoneksi. Hal ini penting mengingat bidang tersebut menjadi krusial dalam pengembangan PLTS.
Ia juga mengusulkan beberapa poin utama dalam pelaksanaan magang nantinya. Di antaranya seperti product knowledge, brand komponen atau peralatan utama, perencanaan dan aktualisasi pemasangan di lapangan. Hal ini diharapkan akan menumbuhkan suasana kuliah dengan suasan kerja.
“Saya rasa pelaksanaan magang juga sangat efektif bila dilakukan secara berkelanjutan. Bisa dilangsungkan selama empat hingga enam bulan. Apalagi mengingat man power bisa menjadi aset bisnis yang krusial di masa depan,” ujarnya.