REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, per Februari 2022 telah meningkat sekitar 15 kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Arif Sugiono menjelaskan, kasus aktif saat ini memang masih jauh dibandingkan gelombang Covid-19 akibat varian Delta pada tahun lalu, namun cukup mengkhawatirkan karena peningkatannya yang cepat.
"Dulu (Delta) kasus aktif bisa 800-900 yang dirawat. Kalau Januari 188 kasus aktif dalam sebulan, kita di saat ini sudah mencapai 1.700an kasus, lonjakan kasusnya sudah 15 kali lipat," ujar dr Arif kepada Republika.co.id, Kamis (24/2/2022).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Banyumas, per 23 Februari 2022, kasus aktif Covid-19 di tahun ini telah mencapai 1702 kasus, dengan rata-rata penambahan kasus positif selama dua pekan terakhir yakni 73 kasus per hari. Sedangkan jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 33 orang.
Arif mengungkapkan, mengingat penyebarannya yang cepat, jumlah tes covid-19 di Banyumas kini menjadi sebanyak 4.500 orang per pekan. Sebelumnya, Banyumas menerapkan minimal 400 tes selama sehari atau sekitar 2.800 orang.
Peningkatan jumlah testing dilakukan karena ditemukan banyak kasus positif, sehingga tracing pun menyebar dan semakin banyak yang dites. "Di samping itu, memang ini menjadi salah satu indikator level untuk testing kabupaten/kota. Saat ini Banyumas sudah level 3," katanya.
Akan tetapi, data-data menunjukkan bahwa tingkat fatalitas dan rawat inap varian Omicron masih jauh di bawah atau tidak separah Delta. Ini menurutnya karena vaksinasi yang sudah hampir mencakup seluruh warga Banyumas, mencapai 93,59 persen untuk dosis 1 dan 81,54 persen untuk dosis 2.
Meski saat ini varian Omicron tidak separah Delta, karena imun masyarakat telah diperkuat oleh vaksin, ia mengimbau agar masyarakat tetap memperketat protokol kesehatan. Apabila ada yang batuk pilek ringan, diperbolehkan menggunakan obat-obatan ringan.
Tetapi jika gejalanya dirasa semakin memburuk, maka ia mengimbau segera dites Covid-19. "Untuk pertolongan pertama, tidak masalah minum obat sendiri, masyarakat harus waspada melihat kondisi masing-masing. Kalau dites lalu positif bisa ikut sesuai prosedur, isoman atau isoter, atau diberi penanganan lainnya," ujar dia.