REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Peningkatan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di suatu daerah sangat sensitif berpengaruh terhadap tingkat kunjungan pariwisata, kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Magelang Edi Hamdani.
"Dari sisi hotel dan restoran dengan PPKM Kota Magelang menjadi level 4 orang takut datang sehingga sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisata," kata Edi di Magelang, Jawa Tengah, Ahad (27/2/2022).
Ia menuturkan, sektor pariwisata sangat sensitif. Ada kasus sedikit saja, wisatawan tidak mau datang, apalagi ada PPKM level tinggi sehingga wisatawan menganggap tidak aman. Namun, PPKM yang ditentukan pemerintah tersebut tetap perlu disikapi dengan bijaksana, meskipun PPKM sangat berpengaruh pada tingkat hunian kamar hotel.
Edi yang juga pemilik Hotel Wisata Kota Magelang ini menyampaikan saat Kota Magelang masuk level 1 beberapa waktu lalu, sebenarnya tingkat hunian kamar hotel sudah mulai bagus. Namun, peningkatan level PPKM, terjadi penurunan tingkat hunian kamar hotel hampir separuh.
Ia menyebutkan dari 34 kamar hotel miliknya yang semula sudah mulai menggeliat tingkat huniannya, kini hanya terisi sekitar 10 kamar. "Waktu level 1 tingkat hunian hotel sudah lumayan, tetapi begitu level 4 langsung, banyak yang membatalkan pemesanan kamar hotel," kata dia.
Hal yang sama dialami para pemilik homestay di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.
Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur Muslich menuturkan dengan peningkatan level PPKM di Kabupaten Magelang menjadi level 3 berpengaruh terhadap tingkat hunian homestay. "Sedikitnya ada 4 grup yang membatalkan untuk bermalam di Kampung Homestay Borobudur. Sebenarnya mereka akan menyelenggarakan kegiatan di sini di bulan Februari dan Maret 2022, tetapi karena level naik maka mereka membatalkannya," kata Muslich.