REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Manajemen Arema FC menindaklanjuti informasi di media sosial (medsos) mengenai insiden pembacokan di Kabupaten Lumajang. Insiden ini diduga melibatkan oknum Aremania yang berimbas adanya korban dari suporter lain.
Manajemen Arema FC yang diwakili oleh Ketua Panpel Abdul Haris ini melakukan koordinasi dengan pihak kopolisian wilayah Lumajang pada Ahad (27/2/2022). Pada kegiatan ini, kehadiran Abdul Haris diterima langsung oleh Kapolres Lumajang, AKBP Dewa Putu Eka Darmawan.
Berdasarkan hasil keterangan yang diterima, saat ini korban pembacokan masih dirawat di RS Bhayangkara. "Dan untuk pelaku hingga saat ini belum tertangkap," ungkap Abdul Haris.
Pada kesempatan tersebut, Abdul Haris juga melakukan komunikasi langsung dengan Kasat Intelkam, Kasat Reskrim, dan Kasat Narkoba di Polres Lumajang. Dari hasil pertemuan tersebut, pelaku sampai saat ini masih belum teridentifikasi apakah dari Aremania atau pihak lain.
Meskipun demikian, manajemen Arema FC melakukan itikad baik untuk membantu meringankan keluarga korban. "Kami atas nama manajemen Arema FC memberikan bantuan untuk meringankan keluarga korban, walaupun nantinya yang tertangkap Aremania atau bukan," ungkap dia.
Koordinasi juga dilakukan oleh Abdul Haris dengan perwakilan Aremania Lumajang. Berdasarkan pertemuan tersebut diperoleh keterangan bahwa tidak ada anggota Aremania Lumajang yang teridentifikasi sebagai pelaku.
Abdul Haris berharap peristiwa ini tidak menjadi polemik ke depannya. Dia juga meminta masyarakat tidak langsung mempercayai informasi yang belum pasti kebenarannya. Permasalahan ini cukup diserahkan kepada aparat hukum untuk lakukan penyelidikan seadil-adilnya.
Sementara itu, bantuan kepada korban diserahkan langsung oleh Abdul Haris di RS Bhayangkara. Pada kesempatan itu, Abdul Haris juga turut menemui orang tua korban. Dia berharap bantuan tersebut bisa meringankan beban keluarga dan korban dapat segera sembuh.