Senin 28 Feb 2022 14:48 WIB

SMKN 2 Godean Sleman Gelar Pagelaran Busana

Sebanyak 97 karya busana ditampilkan dengan berbagai kategori.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pembukaan kegiatan Gelar Karya SMKN 2 Godean, Sleman.
Foto: Dokumen.
Pembukaan kegiatan Gelar Karya SMKN 2 Godean, Sleman.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kegiatan bertajuk Gelar Karya yang merupakan tugas akhir siswa dan siswi dari SMKN 2 Godean, Sleman, DIY, resmi dibuka. Gelar karya ini mengikutsertakan sebanyak 280 siswa dan siswi dari kelas XII SMKN 2 Godean.

Kegiatan itu melibatkan disiplin ilmu tata kecantikan dan tata busana yang tengah menuntaskan tugas akhir berbentuk karya. Dalam sambutannya, Bupati Sleman Kustini Purnomo menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan gelar karya tugas akhir siswa dan siswi itu.

Ia mengingatkan, kegiatan gelar karya dapat menjadi kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan kebolehannya atas ilmu yang telah ditempuh selama ini. Kustini berharap, gelar karya akhir ini sekaligus menjadi peluang bagi anak-anak. "Untuk menunjukkan kebolehannya kepada pencari tenaga kerja," katanya.

SMKN 2 Godean sendiri merupakan salah satu sekolah yang sudah menorehkan cukup banyak prestasi. Mulai dari lomba baris berbaris, drumband, lari marathon, karawitan, lomba panembromo, dan lomba cerdas cermat empat pilar bangsa.

Selain itu, siswa maupun siswi dari SMKN 2 Godean telah menorehkan prestasi dari lomba panembromo, lomba cerdas cermat empat pilar bernegara dan kewirausahaan ekonomi kreatif. SMKN 2 Godean miliki akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional.

Ia berpendapat, gelar karya merupakan suatu langkah yang dapat pula meningkatkan kompetensi keilmuan praktis siswa SMK. Sehingga, ke depannya kompetensi itu bisa menghasilkan karya-karya yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Setidaknya, ada sebanyak 97 karya busana yang ditampilkan dengan berbagai kategori seperti busana kebaya, kerja, muslim, pesta dan futuristik. Proses ini jadi peningkatan kompetensi yang perlu didukung sekolah dan pemangku kepentingan.

Kemampuan anak didik dalam menghasilkan produk inovatif membutuhkan industri yang siap menyerap tenaga-tenaga siap kerja dari SMK. Meski begitu, Kustini berharap, lulusan SMK tidak harus selalu menggantungkan harapan ke industri untuk bekerja. "Melainkan mampu menciptakan lapangan kerja dengan karya-karyanya," ujar Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement