Jumat 04 Mar 2022 04:37 WIB

Angkat Isu Ketimpangan Sosial, Mahasiswa UMM Raih Penghargaan Internasional IYS

Salah satu masalah yang pernah terjadi yakni kasus melahirkan di kapal..

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menjadi juara satu dalam konferensi internasional. Raihan juara satu kategori The Best Grup Project tersebut didapatkan oleh Muhammad Al Qadar Zain pada perlombaan Istanbul Youth Summit (IYS) 2022.
Foto: Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menjadi juara satu dalam konferensi internasional. Raihan juara satu kategori The Best Grup Project tersebut didapatkan oleh Muhammad Al Qadar Zain pada perlombaan Istanbul Youth Summit (IYS) 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Berkat mengangkat isu ketimpangan sosial akibat kebijakan publik di wilayah Indonesia timur, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menjadi juara satu dalam konferensi internasional. Raihan juara satu kategori The Best Grup Project tersebut didapatkan oleh Muhammad Al Qadar Zain pada perlombaan Istanbul Youth Summit (IYS) 2022. 

Pria disapa Zain tersebut menjelaskan, proyek yang ia bawa bersama tim berasal dari kejadian-kejadian nyata di wilayah Indonesia timur. Prasarana yang timpang serta kebijakan yang berbeda antara wilayah membuat daerah tertinggal kesusahan untuk mendapat akses pelayanan sosial. "Dan juga akses kesehatan," kata mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut.

Salah satu masalah yang pernah terjadi di wilayah Bima, yakni kasus melahirkan di kapal. Jarak rumah sakit yang jauh dan tidak adanya panggilan darurat seperti 911 membuat pasangan suami istri ini harus melahirkan di kapal kecil. Hal ini terjadi ketika mereka melakukan perjalanan menyebrangi pulau menuju rumah sakit terdekat.

Melihat situasi tersebut, Zain dan tim pun mengadakan seminar daring dan pembuatan aplikasi 911 di wilayah Indonesia timur. Ada beberapa agenda yang sudah dilaksanakan sebelum konferensi internasional di Turki berlangsung. Hal ini dimulai dari seminar daring mengenai penanganan  kasus kekerasan sosial, pengembangan kualitas pendidikan, inovasi pelayanan publik, dan pengembangan harga pangan.

Menurut Zain, penyelenggaraan seminar daring ini mengambil tema-tema khusus yang masih menjadi permasalahan di wilayah Indonesia timur. Pembicaranya pun diambil dari orang-orang yang kredibel di bidangnya. "Seperti Gresika Sylvana, auditor kementrian keuangan RI, Andira Batara komite anti kekerasan seksual UNHAS, Gabriella Rosa Theofani penerima beasiswa dari universitas Jepang, dan Budimansyah Nasution aktivis teknologi pangan,” ungkap mahasiswa asal Bima tersebut dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (3/3/2022).

Terkait raihan juara satu yang ia dapatkan di IYS 2022, Zain mengaku sangat bersyukur dengan capaian tersebut. Perjalanannya untuk bisa sampai di konferensi internasional itu sangat berat. Hal ini terjadi karena ia harus membiayai kebutuhannya sendiri untuk pergi ke Turki. 

Zain sendiri mengambil banyak jadwal mengajar pramuka di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Malang. Dia juga kerja sambilan di beberapa kafe untuk membiayai keberangkatan serta kehidupanny selama berada di Turki.

Menurut Zain, raihan juara satu ini merupakan awal peningkatan kebijakan publik yang akan dialami oleh wilayah Indonesia timur. Zain berharap akan ada banyak perubahan positif bagi wilayah-wilayah yang tertinggal di Indonesia.

Zain menegaskan, program yang akan dia jalankan tidak berhenti sampai pagelaran IYS 2022. Dia dan tim akan mengembangkan program lain seperti pembuatan aplikasi 911. Zain berharap agar pemerintah dan masyarakat juga turut membantu terlaksananya berbagai program positif ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement