REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Isra Miraj berawal dari subhanalladzi yang artinya Maha Suci Allah. Lalu biabdihi yang artinya bukan sekadar ruh atau jasad. Itu dapat ditemui dalam Quran Surah Al Isra 1 tentang peristiwa Isra Miraj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Hal itu disampaikan Ustaz Wijayanto dalam Tabligh Akbar yang digelar Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Ia turut menjelaskan, QS Al Araf 96 soal berkah berkaitan iman dan takwa, Isra Miraj dan keberkahan dalam perjalanan malam.
Yang mana, akan membawa berkah yaitu shalat yang merupakan berkah dalam hidup. Sebelum Isra Miraj, Rasulullah diterpa berbagai cobaan, kepergian pamannya Abu Thalib, siksaan dan boikot oleh kaumnya sendiri, serta banyak kesedihan lainnya.
Maka itu, Isra Miraj jadi cara Allah menghibur Rasulullah dengan perintah shalat yang bisa melepas beban dan menenangkan hati, membawa keberkahan dunia, alam kubur sampai akhirat. Lalu, membangun peradaban terkait hijrah makaniyah dan ma'nawiyah.
Isra adalah perjalanan mendatar, Miraj adalah perjalanan ke atas. Artinya, Isra mengenai habluminannas atau hubungan antar umat dan Miraj hubungan dengan Allah. Keduanya terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisah karena makna akan berbeda.
"Contohnya, meski shalat tepat waktu, berzikir dan melaksanakan ibadah lain, namun menyakiti saudaranya, surga akan menolaknya. Karena itu, pentingnya menyeimbangkan habluminannas dan habluminallah dalam kehidupan sehari-hari," kata Wijayanto.
Dalam QS An Nisa 36, sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya.
Pada kesempatan itu, Wijayanto membahas pula mengenai sunnah-sunnah khusus dalam Isra Miraj. Ia mengatakan, yang terpenting dalam Isra Miraj tidak lain ketika membuat syariat sunnah-sunnah tertentu dalam Isra Miraj itu yang dikatakan bidah.
"Jadi, penting memahami kalau Isra Miraj adalah shalat. Bagaimana memahami shalat sebagai kewajiban kita, sebagai tiang agama, sebagaimana membedakan antara Muslim dengan kafir adalah shalat, pentingnya shalat khusyu’," ujar Wijayanto.
Intinya, menambah amalan ibadah seperti sunnah tertentu yang dikhususkan, apalagi dikaitkan Isra Miraj itu termasuk bidah yang tidak diajarkan Rasulullah. Wijayanto mengingatkan, pentingnya kita menegakkan shalat lima waktu karena itu tiang agama.
Selain itu, seluruh ulama sepakat mengenai hasil dari miraj adalah shalat lima waktu. Sebab, shalat berperan membuka lima pintu khazanah, keberkahan hidup di dunia, dibebaskan dari siksa kubur, menerima catatan amal dari tangan kanan.
Kemudian, melewati siraat dengan mudah, bahkan masuk surga tanpa merasakan pedih api neraka. Ia berharap, Isra Miraj dapat menguatkan tentang betapa pentingnya shalat dalam hidup, yang juga merupakan wasiat Rasulullah jelang akhir hayatnya.
"Yaitu yang pertama ummatii, ummatii, ummatii (umatku, umatku, umatku) kedua an nisa, an nisa, an nisa (menjalin hubungan baik dengan ibu maupun wanita) dan ketiga asholah, asholah, asholah (shalat, shalat, shalat)," kata Wijayanto.