Senin 14 Mar 2022 16:12 WIB

Status Aktivitas Merapi Tetap Siaga

Aktivitas vulkanik tersebut menimbulkan hujan abu di beberapa wilayah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Pengendara melintas di jalan yang diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.30 dengan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara dan sebaran abu vulkanik ke arah barat daya di wilayah kabupaten Magelang.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Pengendara melintas di jalan yang diselimuti abu vulkanik erupsi gunung Merapi di Desa Babadan, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (9/3/2022) pukul 23.30 dengan memuntahkan luncuran awan panas sejauh lima kilometer ke arah tenggara dan sebaran abu vulkanik ke arah barat daya di wilayah kabupaten Magelang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi pekan ini mengalami 18 kali guguran awan panas ke arah tenggara atau Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal 5.000 meter. Lalu, satu awan panas mengarah barat daya atau Sungai Bebeng berjarak luncur 2.000 meter.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, aktivitas vulkanik tersebut menimbulkan hujan abu di beberapa wilayah. Seperti Kecamatan Kemalang, Sawangan, Dukuh dan Selo. Disusul pula guguran lava yang teramati 101 kali ke arah barat daya.

Dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan 17 kali ke arah tenggara atau hulu Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter.  Analisis morfologi menunjukkan perubahan morfologi kubah lava barat daya.

"Berupa bekas guguran, namun tidak teramati perubahan ketinggian," kata Hanik, Jumat (11/3).

Kubah tengah teramati pengurangan volume 646.000 meter kubik yang runtuh menjadi awan panas guguran yang terjadi pada 9 dan 10 Maret 2022. Volume kubah lava barat daya 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah 2.582.000 meter kubik.

Intensitas kegempaan selama periode 4-10 Maret 2022 lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya. Deformasi Merapi yang dipantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,4 sentimeter per hari.

Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Karenanya, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan berupa aktivitas erupsi efusif.

"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng tujuh kilometer," ujar Hanik.

Untuk sektor tenggara meliputi Sungai Woro maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol maksimal lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Lalu, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi dan mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement