Senin 14 Mar 2022 16:46 WIB

Pusaka Ki Ageng Pandanaran Masih Terawat dengan Baik

penjamasan secara harfiah merupakan upaya untuk merawat pusaka

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Prosesi Jamasan Pusaka peninggalan HUT Ki Ageng Pandanaran (Bupati Semarang I) dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Semarang ke-501, yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (14/3/2022).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Prosesi Jamasan Pusaka peninggalan HUT Ki Ageng Pandanaran (Bupati Semarang I) dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Semarang ke-501, yang dilaksanakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (14/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Enam pusaka Kabupaten Semarang peninggalan Ki Ageng Pandanaran (Bupati Semarang I) kembali dilakukan proses penjamasan. Keenam pusaka tersebut meliputi satu buah tombak, dua buah trisula dua buah duwung dan sebilah keris.

Prosesi penjamasan pusaka Kabupaten Semarang ini dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Semarang ke-501 dan digelar di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (14/3).

Juru Kunci Pusaka Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno mengatakan, penjamasan secara harfiah merupakan upaya untuk merawat pusaka, berupa tosan aji, tersebut agar tetap awet dan tidak rusak akibat korosi.

"Adapun air yang digunakan untuk prosesi penjamasan pusaka ini diambil dari 19 sumber mata air yang berasal dari 19 Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang," ungkapnya, saat dikonfirmasi di sela pelaksanaan penjamasan pusaka Pemkab Semarang.

Secara umum, lanjutnya, pusaka peninggalan Bupati Semarang yang pertama tersebut kondisinya masih sangat bagus dan terawat dengan baik. Karena tempat penyimpanan di rumah dinas Bupati Semarang juga sangat representatif.

Edy juga menambahkan, prosesi penjamasan pusaka Kabupaten Semarang ini juga memiliki makna untuk melestarikan benda-benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah bagi Pemerintah Kabupaten Semarang dan generasi yang akan datang.

"Karena usianya sudah mencapai beberapa abad maka kondisinya harus tetap dipertahankan agar generasi di masa depan masih dapat melihat benda- benda yang memiliki nilai sejarah bagi daerahnya," tambah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pedesaan (Dispermasdes) Kabupaten Semarang ini.

Sementara itu, Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha menambahkan, melestarikan benda- benda yang sarat nilai sejarah bagi masyarakat Kabupaten Semarangnini menjadi agenda budaya tahunan, bersamaan dengan rangkaian HUT Kabupaten Semarang.

Untuk berbagai rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Semarang ke-501 tahun ini, kembali dilaksanakan secara sederhana namun tetap syarat makna. "Alasanya karena pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai, sampai dengan hari ini," jelas Ngesti.

Pada prinsipnya, lanjut bupati, peringatan hari jadi kali ini, seluruh warga masyarakat Kabupaten Semarang memohon berkah dan berharap pandemi dapat segera selesai di Kabupaten Semarang.

Sehingga berbagai kegiatan masyarakat dapat kembali berjalan normal dan perekonomian di Kabupaten Semarang juga bisa segera bangkit demi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Semarang dapat terus berlanjut," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement