REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan tanggap atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat, mendorong stabilisasi harga, dan memperluas pembiayaan bagi para pelaku usaha. Berbagai upaya tersebut dilakukan untuk menstimulasi aktivitas usaha yang diharapkan bermuara pada pertumbuhan ekonomi.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah membuktikan ketangguhan melewati masa Pandemi Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Perkembangan UMKM ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik Pemerintah maupun swasta.
Kolaborasi Pemerintah dan swasta sangat dirasakan manfaatnya oleh para pelaku UMKM. Melalui pembinaan, pelatihan, pembiayaan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan dukungan berbagai pihak menjadi sesuatu yang diperlukan oleh UMKM. Sehingga menjadi dorongan bagi pelaku UMKM untuk terus berkembang.
Dalam upaya mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para pelaku UMKM serta mendengarkan secara langsung kendala yang dihadapi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan dialog secara virtual dengan para pelaku UMKM di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/3/2022). Dialog serupa sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa kota lainnya seperti di Solo, Surabaya, dan Semarang.
Pada kesempatan dialog yang berlangsung interaktif tersebut, Menko Airlangga berdiskusi dengan para pelaku UMKM, termasuk yang tergabung dalam program Sampoerna Retail Community (SRC). Sejak 2008, PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) aktif mendukung upaya Pemerintah dalam mengembangkan UMKM melalui program SRC.
Pada akhir 2021, program SRC telah menjangkau lebih dari 160 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia, termasuk Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Saat ini terdapat kurang lebih sebanyak 21 ribu toko kelontong di Jawa Barat yang sudah tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC) dimana sekitar 3.000 di antaranya berlokasi di Kota Bandung.
Pembinaan UMKM yang diberikan kepada anggota SRC meliputi edukasi penataan toko dan manajemen keuangan, pengembangan bisnis, dukungan bagi produk UMKM di komunitas sekitar melalui “Pojok Lokal”, hingga literasi digital lewat aplikasi AYO SRC. Dengan semangat gotong royong yang mengedepankan sinergi serta kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan, diharapkan program yang bersifat pembinaan dapat memberi dampak jangka panjang.
Dalam dialog yang berlangsung santai dan akrab tersebut, terungkap bahwa rata-rata omset bulanan pemilik toko kelontong meningkat tiga kali lipat setelah mendapatkan pembinaan. Para pemilik toko kelontong juga menyampaikan kendala yang dihadapi saat ini kepada Menko Airlangga, diantaranya mengenai kondisi penjualan yang masih belum stabil selama masa pandemi ini.
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga juga mendorong agar para pemilik toko kelontong yang berniat untuk mengembangkan usahanya agar tidak segan untuk mengambil KUR karena adanya fasilitas subsidi bunga.
“Pemerintah hadir untuk mendukung UMKM melalui KUR dengan bunga hanya 3 persen, yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk mengembangkan usaha,” tutur Menko Airlangga.
Selain berdialog dengan UMKM, Menko Airlangga juga menyaksikan penyaluran KUR secara simbolis dari BNI kepada UMKM dan penyerahan CSR dari PT HM Sampoerna, Tbk berupa oxygen concentrator kepada Pemerintah Kota Bandung.
Sebagai informasi, penyaluran KUR dari BNI di Jawa Barat hingga saat ini sudah mencapai Rp 2,5 triliun dan di Kota Bandung sendiri sudah mencapai Rp 819,84 miliar.
Turut hadir pada acara Dialog UMKM tersebut diantaranya Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin, Perwakilan dari Pemprov Jawa Barat, Direktur External Affairs PT HM Sampoerna Tbk. Elvira Lianita, SVP Bisnis Usaha kecil dan Program BNI Sunarna Eka Nugraha, dan para pelaku UMKM.