REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai, ketegangan di Eropa akibat perang Rusia dan Ukraina berimbas pada kenaikan harga komoditas di Indonesia. Bagi Indonesia, efek perdagangan tidak terlalu besar.
Ia menyebutkan yang memiliki dampak besar bagi Indonesia yaitu kenaikan harga-harga komoditas. Kenaikan harga salah satunya terjadi dari komoditas minyak nabati
Hal itu karena rapeseed produksi dari Ukraina. Selain itu, Ukraina jadi pemasok 40 persen kebutuhan dunia dan Indonesia selama ini bergantung impor gandum dari Ukraina. Pengaruh signifikan terlihat dari kenaikan harga minyak dan batubara.
"Perubahan harga juga akan terjadi kepada komoditas kedelai. Inilah yang akan mendorong terjadinya inflasi karena harga internasional dan harga domestik yang sangat berbeda," kata Airlangga di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (17/3/2022).
Pada kesempatan ini, Airlangga turut memaparkan tiga agenda utama Presidensi G20 yang telah ditetapkan pemerintah. Agenda tersebut meliputi reformasi arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi.
Indonesia di G20 jadi sangat penting, terutama ketika dunia berada pada periode pandemi Covid-19 akan jadi endemi. Banyak negara-negara mempersiapkan transisi Mei dan relaksasi, meski Indonesia masih mengambil langkah waspada.
Bagi Indonesia, kunci pemulihan ekonomi pasca pandemi mencakup aspek lapangan kerja, produktivitas, dan ekonomi berkelanjutan. Aspek lapangan kerja, Indonesia perlu memaksimalkan terbukanya lapangan kerja dalam sektor-sektor potensial.
Hal kunci lain mendorong produktivitas untuk menciptakan nilai tambah sektor yang jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Indonesia perlu ciptakan ekosistem untuk bumi yang lebih layak huni, mendorong lapangan kerja yang berkelanjutan. "Serta, transisi energi yang adil dan terjangkau," ujar Airlangga.
Ia menilai, peran perguruan tinggi sangat penting baik dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi maupun memaksimalkan kepemimpinan Indonesia di G20. Akademisi perlu memberi masukan terhadap agenda strategis yang telah ditetapkan ini.
"Kami berharap seluruh center of excellence yang ada mendukung materi yang akan dipersiapkan dalam G20 nanti," kata Airlangga.