Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, pada Rabu (16/3/2022) lalu saya berbagi inspirasi parenting untuk orang tua siswa kelas XII SMAN 2 Yogyakarta. Materi ini untuk menguatkan bahwa kunci kesuksesan anak tidak akan lepas dari dukungan dan doá orang tua.
Seberapa pentingkah dukungan itu? Jauh sebelum itu pernah seorang siswa bertanya kepada saya, tentang keinginan orang tuanya yang tidak disukainya. “Orang tua ingin saya mengambil kuliah Kedokteran pak, namun saya menyenangi Ekonomi Bisnis.”
Kemudian saya bertanya apakah ayah atau ibu berprofesi dokter? Si anak menjawab “ya Ibu saya dokter, dan Ibu ingin sekali saya seperti beliau. Tapi saya gak mau. Saya harus bagaimana pak?”
Kemudian saya melanjutkan, “Apakah sudah pernah menyampaikan keinginan ini?” Siswa tadi menganggukkan kepalanya, sambil mengatakan “Namun saya tidak didengarkan.”
Pembaca yang kreatif, siswa ini beruntung sekali memiliki orang tua yang peduli dengan masa depannya. Sebagai orang tua mestilah kita sangat memahami perencanaan hidup ke depan.
Banyak hal yang sudah dilewati. Namun berbeda dengan pandangan anak. Mereka senang dengan yang mereka lakukan. Mereka enjoy berprofesi seperti yang mereka inginkan.
Kebalikan dengan anak pertama saya, ketika saya mencoba bercanda mempengaruhinya agar suatu saat nanti masuk dunia komunikasi khususnya broadcasting seperti kakeknya, anak saya dengan tegas mengatakan “Ayah jangan coba-coba mempengaruhi kakak. Cita-cita kakak adalah ingin menjadi dokter spesialis anak”. Saya pun tersenyum sambil berlalu.
Pembaca yang kreatif, ketika masing-masing keinginan belum menemui kata sepakat, apa yang harus dilakukan? Saya menyarankan cobalah untuk santai sejenak. Manfaatkan waktu di acara keluarga. Bangunlah kesenangan dan berbicaralah dari hati terdalam. Sampaikan yang menjadi keinginan masing-masing.
Setiap orang berkomitmen mendengarkan, ketika ada anggota keluarga berbicara sampai selesai tanpa memotong penjelasannya. Demikian sebaliknya, saling bergantian.
Setelah semua orang menyampaikan isi hatinya, maka tidak perlu seketika itu mengambil keputusan bersama. Berilah waktu anak untuk merenung. Biarkan mereka bertanya kepada keluarga, guru, sahabat bahkan mencari tahu dari idola mereka.
Orang tua juga demikian, silakan berdiskusi dengan teman sejawat atau sharing dengan wali kelas dan guru BK di sekolah. Sekolah sudah mendalami keinginan anak. Sekolah sudah mengagendakan banyak acara untuk pembekalan mereka.
Ingatlah, seseorang akan berpikir jernih jika bisa mengenyampingkan egonya. Bukankah tujuan semua cita-cita mereka itu adalah menjadi pribadi penuh manfaat?
Dukunglah mereka, suatu saat mereka akan melakukan hal yang sama. Terkadang penyesalan datangnya belakangan.
Alkisah terdapat kedua orang tua bertemu dosen wali akademik anaknya yang berkuliah di Fakultas Ilmu Komputer.
Anak mereka selalu aktif membayar SPP namun tidak mengikuti kuliah sampai tuntas. Bahkan nilainya pun tidak keluar. Sepertinya si mahasiswa kuliah ogah-ogahan. Sehingga Indeks Prestasi Kumulatifnya (IPK) pun rendah.
Di hadapan orang tuanya si anak menyampaikan bahwa dia sebenarnya ingin kuliah di Program Studi Ekonomi seperti kedua orang tuanya. Namun selama ini dia tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban atas keinginannya itu. Dia hanya mengiyakannya namun ternyata menolak menjalaninya. Barulah orang tuanya menyadari suatu pelajaran yang amat berharga yang selama ini tertutup karena pemaksaan kehendak.
Pembaca yang kreatif, sukses anak tidak hanya dari dalam diri mereka sendiri. Sekolah dan komunitas mereka harus terkondisi. Orang tua memberikan kepercayaan diiringi doa yang kuat. Jika sekolah membuatkan agenda untuk membekali kesuksesan mereka, maka dukunglah. Bersama saling menguatkan. Saya yakin dukungan dari anda sangat berarti. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.