Senin 21 Mar 2022 15:24 WIB

Manfaatkan Bonus Demografi, UAD Tingkatkan Kompetensi Guru Vokasi

Perkuliahan dilakukan dengan metode blended learning.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus utama UAD Yogyakarta.
Foto: Dokumen.
Kampus utama UAD Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berupaya meningkatkan kompetensi guru vokasi. Sebagai perguruan tinggi, Rektor UAD, Muchlas mengatakan, UAD mendapat tugas dari negara untuk melakukan pendampingan terhadap SMK sebagai pusat keunggulan.

Hal tersebut disampaikan Muchlas dalam kuliah perdana Program Studi Magister Pendidikan Guru Vokasi (Prodi MPGV) UAD semester genap tahun 2021/2022, yang digelar belum lama ini. Kegiatan dilaksanakan secara daring dan luring dengan mengusung tema 'Kurikulum Merdeka di SMK: Implikasi untuk Guru dan Pembelajaran'.

Dijelaskan, Prodi MPGV UAD dibuka melihat semangat pemerintah dalam melakukan revitalisasi pendidikan vokasi melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. Salah satu butir revitalisasi dalam inpres tersebut yakni meminta agar perguruan tinggi menyediakan guru-guru vokasi yang siap diterjunkan menjadi guru di SMK.

Pasalnya, ke depan akan ada pengembangan SMK lebih lanjut. Hal ini, kata Muchlas, relevan dengan isu Indonesia yang akan mengalami bonus demografi pada 2045 mendatang. "Salah satu yang bisa diandalkan untuk mengatasi atau memanfaatkan bonus demografi adalah pendidikan vokasi melalui pendidikan di SMK," katanya.

Dikaitkan dengan isu bonus demografi, di 2045 akan terjadi ledakan proporsi jumlah penduduk yang lebih produktif dibandingkan dengan usia yang sudah tidak produktif di Indonesia. Tentunya, lanjut Muchlas, bonus demografi tersebut dapat menjadi peluang dan dimanfaatkan dengan baik.

Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan meningkatkan pendidikan vokasi di Indonesia. Salah satunya dengan meningkatkan kompetensi guru-guru vokasi melalui perguruan tinggi. "Para siswa SMK yang siap memanfaatkan peluang kerja di dunia usaha dan industri, maka membuat bonus demografi tidak menjadi bencana demografi," jelas dia.

Meskipun begitu, dalam upaya meningkatkan pendidikan vokasi tidak hanya menjadi tanggung jawab dari perguruan tinggi maupun pemerintah saja. "Maka dari itu, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai penggerak pendidikan vokasi di Indonesia," ujar Muchlas.

Pihaknya juga melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap beberapa SMK. Setidaknya, kata Muchlas, terdapat 14 SMK yang didampingi dengan total 28 pendamping dari UAD saat ini.

Sementara itu, Kepala Prodi MPGV UAD, Tri Kuat mengatakan, prodi tersebut sudah dibuka sejak September 2006. Bahkan, sudah mendapat akreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada 2018. "Tahun ini jumlah keseluruhan mahasiswa adalah 178 mahasiswa dan yang telah lulus berjumlah 75 mahasiswa," kata Kuat.

Di semester genap tahun 2021/2022 ini, perkuliahan dilakukan dengan metode blended learning yakni memadukan antara luring dan daring. Pihaknya mendapatkan 20 mahasiswa yang bergabung di MPGV UAD di semester ini. "Di antaranya berasal dari NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY," ujarnya.

Selain itu, Prodi MPGV UAD ini juga sudah diampu oleh enam dosen. Dengan rincian, empat dosen merupakan alumni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan sisanya berasal dari alumni Universitas Newcastle Australia, serta alumni Universitas Diponegoro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement